TRIBUNNEWS.COM - Kemacetan yang terjadi di Terusan Suez, Mesir beberapa hari belakangan masih menarik perhatian.
Buntut insiden tersebut, para ahli kini melakukan investigasi untuk mencari tanda-tanda kerusakan dan mencoba menentukan penyebab kapal tersangkut di Terusan Suez.
Dilansir Al Jazeera, informasi ini didapat dari pilot senior Terusan Suez, yang tak menyebutkan nama karena tak berwenang untuk berbicara dengan wartawan mengatakan kepada Associated Press.
Dia mengatakan, para insinyur memeriksa mesin kapal berbendera Panama milik Jepang, yang mengangkut kontainer barang dari Asia menuju Eropa, untuk menentukan kapan tepatnya kapal kontainer raksasa itu dapat berlayar ke tujuannya, yakni Belanda.
Baca juga: Pemilik Kapal Kontainer Jepang yang Buat Macet Terusan Suez Belum Terima Aduan Klaim Kompensasi
Baca juga: Ever Given Dibebaskan Mashhour, Kapal Pengeruk yang Geser Pasir Sebanyak 2000 Meter Kubik per Jam
Penyedia layanan Terusan Suez Leth Agencies mengatakan bahwa lebih dari tiga lusin kapal yang menunggu Ever Given dibebaskan telah keluar dari kanal ke Laut Merah sejak jalur air dibuka kembali untuk navigasi pada pukul 6 sore pada Senin (29/3/2021).
"Pada Selasa pagi (30/3/2021), lebih dari 300 kapal sedang menunggu di kedua ujung Terusan Suez dan di Great Bitter Lake untuk izin melanjutkan berlayar ke tujuan mereka," kata Leth Agencies.
TV pemerintah Mesir melaporkan pada Selasa malam, lebih dari 100 kapal telah melewati Terusan Suez di kedua arah sejak Ever Given dibongkar.
Baca juga: Terusan Suez Akhirnya Dibuka, Kapal Besar yang Memblokir Perairan Berhari-hari Kembali Berlayar
Butuh Berhari-hari Bebaskan Ever Given dari Terusan Suez
Kepala Otoritas Terusan Suez, Osama Rabei mengatakan kepada wartawan pada Senin (29/3/2021) bahwa lalu lintas laut dapat kembali dalam empat hari sebelum Ever Given dihentikan.
Pemilik kapal kontainer yang tersangkut di Terusan Suez, Shoei Kisen, mengatakan pada Selasa bahwa itu akan menjadi bagian dari penyelidikan bersama dengan pihak lain, meskipun tidak mengidentifikasi nama mereka.
Ia juga menolak untuk membahas kemungkinan penyebab kecelakaan.
Termasuk tuduhan kecepatan tinggi dan kesalahan lainnya, dengan mengatakan tidak dapat mengomentari penyelidikan yang sedang berlangsung.
Baca juga: Sejarah Insiden Terusan Suez, Sudah Beberapa Kali Terblokir dan Ditutup sejak Pertama Kali Dibuka
Perusahaan menambahkan bahwa kerusakan pada kapal diyakini sebagian besar terjadi di bagian bawah.
Shoei Kisen menuturkan bahwa tidak segera diketahui apakah kapal itu akan diperbaiki di tempat di Mesir atau di tempat lain, atau apakah pada akhirnya akan menuju ke tujuan awalnya di Rotterdam.
"Itu adalah keputusan yang harus dibuat oleh operatornya, bukan pemilik kapal,"kata perusahaan itu.
Baca juga: Terusan Suez Masih Macet, Distribusi Bahan Bakar Suriah Ketar-ketir
Tersangkut di Terusan Suez
Ever Given menabrak tepi kanal satu jalur sekira enam kilometer di utara pintu masuk selatan, dekat kota Suez.
Hal ini menciptakan kemacetan lalu lintas yang sangat besar yang menahan $ 9 miliar sehari dalam perdagangan global dan rantai pasokan yang tegang karena terbebani oleh pandemi Covid-19.
Ratusan kapal, yang mengangkut segala sesuatu mulai dari minyak mentah hingga ternak, mundur menunggu melintasi kanal.
Lusinan lainnya mengambil rute panjang dan alternatif di sekitar Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika.
Jalan memutar 5.000 kilometer tentu menghabiskan biaya bahan bakar dan biaya lainnya hingga ratusan ribu dolar.
Baca juga: Kapal Tunda Bantu Evakuasi Kapal Kontainer Ever Given yang Terjebak di Terusan Suez
Krisis Ever Given yang tersangkut di jalur perdagangan penting yang membawa lebih dari 10 persen perdagangan global, termasuk 7 persen minyak dunia.
Lebih dari 19.000 kapal yang mengangkut barang-barang konsumen buatan China dan jutaan barel minyak dan gas alam cair mengalir melalui arteri dari Timur Tengah dan Asia ke Eropa dan Amerika Utara.
Penghentian yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menimbulkan kekhawatiran penundaan yang berkepanjangan.
Kekurangan barang dan kenaikan biaya bagi konsumen, telah memicu pertanyaan baru tentang industri perkapalan, pemasok sesuai permintaan untuk dunia yang berada di bawah tekanan dari pandemi.
Berita lain terkait Terusan Suez
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)