TRIBUNNEWS.COM - Israel membuka kembali pos perbatasan Taba dengan Mesir, yang telah ditutup selama pandemi virus corona.
Pembukaan kembali perbatasan ini memungkinkan sejumlah orang untuk menyeberang ke Semenanjung Sinai, untuk merayakan liburan Paskah.
Melansir Al Jazeera, langkah pemerintah yang diumumkan pada Selasa (30/3/2021) merupakan kebijakan terbaru menuju keadaan normal bagi Israel.
Selama kampanye vaksinasi, Israel telah menyuntik lebih dari setengah populasinya, atau sekira 9,3 juta.
Kecepatan per kapita (vaksinasi) yang tercatat sebagai yang tercepat di dunia.
Baca juga: Setengah Penduduk Israel Sudah Terima 2 Dosis Vaksin Pfizer/BioNTech
Baca juga: VIDEO Tunjukkan Pasukan Israel Bersenjata Berat Menahan 5 Anak-anak Palestina
Mulai Selasa (30/3/2021) hingga Senin (12/4/2021), 300 orang Israel akan diizinkan masuk ke Taba di Laut Merah setiap hari.
Untuk menyeberang, individu harus divaksinasi atau sudah sembuh dari virus corona.
Selain itu, hasil tes laboratorium negatif juga diperlukan untuk perjalanan ke dua arah.
Baca juga: Israel dan AS Murka, Pengadilan Kriminal Internasional Bakal Selidiki Kejahatan Perang di Palestina
Proposal Menteri Pariwisata
Keputusan itu muncul setelah pemerintah Israel menyetujui proposal Menteri Pariwisata pekan lalu.
Proposal tersebut dimaksudkan membentuk komite kementerian, yang merumuskan rencana untuk membiarkan sejumlah orang Israel melakukan perjalanan ke dan dari Sinai, melalui penyeberangan perbatasan Taba.
Semenanjung Sinai, Mesir dikenal sebagai tempat liburan populer bagi orang Israel.
Terutama selama Paskah, yang menandai eksodus orang Yahudi dari Mesir.
Hari raya keagamaan ini dimulai pada akhir pekan.
Sementara peluncuran vaksinasi Israel dilaporkan berhasil.
Kementerian Kesehatan mengatakan kasus serius telah turun dari 800 pada akhir bulan lalu menjadi 467.
Baca juga: Suriah Klaim Roket Israel Serang Daerah Sekitar Damaskus Selatan
Baca juga: Rencana Kontroversial PM Israel untuk Kirim Kelebihan Vaksin ke Negara Sekutu Ditangguhkan
Beda dengan Israel, Vaksinasi di Palestina Lambat
Di sisi lain, vaksinasi berjalan jauh lebih lambat di wilayah Palestina.
Otoritas Palestina (PA) mengandalkan sumbangan dan persediaan terbatas dari Israel. 5,5 juta warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza yang diblokade sejauh ini hanya menerima sekitar 120.000 vaksin.
Israel telah mendapat kecaman internasional karena tidak berbuat lebih banyak untuk memungkinkan vaksinasi Palestina.
Dikatakan Palestina bertanggung jawab atas langkah-langkah kesehatan semacam itu di daerah semi-otonom mereka.
Namun, para kritikus, kelompok hak asasi dan beberapa legislator Partai Demokrat di AS telah menunjukkan bahwa sebagai kekuatan pendudukan.
Untuk dicatat, Israel memikul tanggung jawab untuk memvaksinasi penduduk yang dikendalikannya.
Berita lain terkait dengan Israel
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)