News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Israel Buka Kembali Pos Perbatasan Taba dengan Mesir, Sempat Ditutup karena Pandemi Corona

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Israel Buka Kembali Pos Perbatasan Taba dengan Mesir, Sempat Ditutup karena Pandemi Corona

TRIBUNNEWS.COM - Israel membuka kembali pos perbatasan Taba dengan Mesir, yang telah ditutup selama pandemi virus corona.

Pembukaan kembali perbatasan ini memungkinkan sejumlah orang untuk menyeberang ke Semenanjung Sinai, untuk merayakan liburan Paskah.

Melansir Al Jazeera, langkah pemerintah yang diumumkan pada Selasa (30/3/2021) merupakan kebijakan terbaru menuju keadaan normal bagi Israel.

Selama kampanye vaksinasi, Israel telah menyuntik lebih dari setengah populasinya, atau sekira 9,3 juta.

Kecepatan per kapita (vaksinasi) yang tercatat sebagai yang tercepat di dunia.

Baca juga: Setengah Penduduk Israel Sudah Terima 2 Dosis Vaksin Pfizer/BioNTech

Baca juga: VIDEO Tunjukkan Pasukan Israel Bersenjata Berat Menahan 5 Anak-anak Palestina

Seorang turis berdiri di titik di mana bus turis meledak pada akhir pekan ketika dia tiba di Mesir setelah menyeberangi Pelabuhan Tanah Taba pada 18 Februari 2014, di kota resor Sinai selatan Mesir dekat perbatasan dengan Israel. Pemboman pada 16 Februari adalah yang pertama menargetkan turis sejak penggulingan militer presiden Islam Mohamed Morsi pada Juli yang memicu kampanye militan yang telah menewaskan sejumlah polisi dan tentara.

Mulai Selasa (30/3/2021) hingga Senin (12/4/2021), 300 orang Israel akan diizinkan masuk ke Taba di Laut Merah setiap hari.

Untuk menyeberang, individu harus divaksinasi atau sudah sembuh dari virus corona.

Selain itu, hasil tes laboratorium negatif juga diperlukan untuk perjalanan ke dua arah.

Baca juga: Israel dan AS Murka, Pengadilan Kriminal Internasional Bakal Selidiki Kejahatan Perang di Palestina

Turis dari India tiba di Mesir setelah melintasi Pelabuhan Darat Taba pada 18 Februari 2014, dua hari setelah bus turis meledak di kota resor Sinai selatan Mesir dekat perbatasan dengan Israel. Pemboman pada 16 Februari adalah yang pertama menargetkan turis sejak penggulingan militer presiden Islam Mohamed Morsi pada Juli yang memicu kampanye militan yang telah menewaskan sejumlah polisi dan tentara.

Proposal Menteri Pariwisata

Keputusan itu muncul setelah pemerintah Israel menyetujui proposal Menteri Pariwisata pekan lalu.

Proposal tersebut dimaksudkan membentuk komite kementerian, yang merumuskan rencana untuk membiarkan sejumlah orang Israel melakukan perjalanan ke dan dari Sinai, melalui penyeberangan perbatasan Taba.

Semenanjung Sinai, Mesir dikenal sebagai tempat liburan populer bagi orang Israel.

Terutama selama Paskah, yang menandai eksodus orang Yahudi dari Mesir.

Hari raya keagamaan ini dimulai pada akhir pekan.

Sementara peluncuran vaksinasi Israel dilaporkan berhasil.

Kementerian Kesehatan mengatakan kasus serius telah turun dari 800 pada akhir bulan lalu menjadi 467.

Baca juga: Suriah Klaim Roket Israel Serang Daerah Sekitar Damaskus Selatan

Baca juga: Rencana Kontroversial PM Israel untuk Kirim Kelebihan Vaksin ke Negara Sekutu Ditangguhkan

Petugas kesehatan Palestina membongkar pengiriman pertama dosis vaksin Sputnik V Rusia untuk penyakit virus corona COVID-19, di sisi Palestina dari perbatasan Kerem Shalom yang melintasi selatan Rafah di Jalur Gaza selatan pada 17 Februari 2021. Kumpulan awal vaksin virus corona, cukup untuk sepenuhnya tidak mengandung 1.000 orang, tiba di Gaza setelah Israel memblokir pengiriman awal pekan ini. Departemen militer Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil di wilayah pendudukan Palestina (COGAT) mengatakan 1.000 "vaksin" Sputnik telah dikirim ke jalur pantai yang diblokade. (KATA KHATIB / AFP)

Beda dengan Israel, Vaksinasi di Palestina Lambat

Di sisi lain, vaksinasi berjalan jauh lebih lambat di wilayah Palestina.

Otoritas Palestina (PA) mengandalkan sumbangan dan persediaan terbatas dari Israel. 5,5 juta warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza yang diblokade sejauh ini hanya menerima sekitar 120.000 vaksin.

Israel telah mendapat kecaman internasional karena tidak berbuat lebih banyak untuk memungkinkan vaksinasi Palestina.

Dikatakan Palestina bertanggung jawab atas langkah-langkah kesehatan semacam itu di daerah semi-otonom mereka.

Namun, para kritikus, kelompok hak asasi dan beberapa legislator Partai Demokrat di AS telah menunjukkan bahwa sebagai kekuatan pendudukan.

Untuk dicatat, Israel memikul tanggung jawab untuk memvaksinasi penduduk yang dikendalikannya.

Berita lain terkait dengan Israel

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini