TRIBUNNEWS.COM - Lima orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya luka-luka, setelah aparat polisi menembakan protes pekerja pada Sabtu (17/4/2021).
Dalam pertemuan massa tersebut, pengunjuk rasa memprotes dan menuntut gaji yang belum dibayar.
Polisi menerangkan, mereka juga menuntut kenaikan gaji di pembangkit listrik yang didukung China.
Reuters melaporan, berdasarkan penuturan Azizul Islam kepada Reuters, pihak berwajib melepaskan tembakan setelah sekira 2.000 pengunjuk rasa mulai melemparkan batu bata dan batu ke arah petugas di lokasi konstruksi pembangkit listrik tenaga batu bara di kota Chittagong tenggara.
Baca juga: Komisi IX: Vaksinasi Covid-19 Harus Dibarengi Protokol Kesehatan Ketat Jika Tak Ingin Seperti India
Baca juga: Diplomasi Durian ala Diaz Hendropriyono saat Diskusi dengan Dubes India YM Manoj
"Empat pengunjuk rasa tewas di tempat kejadian dan satu lagi meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit," katanya.
"Kami mencoba mengendalikan situasi," ungkp Islam, seraya menambahkan bahwa sekiraa enam petugas polisi termasuk di antara mereka yang terluka.
Para pekerja menyerang dan membakar beberapa bangunan di pembangkit listrik 1.320 megawatt, yang terletak 265 kilometer di tenggara Ibu Kota, Dhaka.
Baca juga: India Tangguhkan Ekspor Remdesivir karena Lonjakan Kasus Covid-19
Baca juga: India Pecah Rekor Baru, Tambahan Kasus COVID-19 169.914 dalam Sehari hingga Geser Posisi Brasil
Tuntutan para Pekerja
Pejabat pemerintah daerah Saiduzzaman Chowdhury mengatakan para pekerja memprotes upah yang belum dibayar dan menuntut kenaikan gaji dan pengurangan jam selama bulan suci Ramadhan, yang dimulai minggu ini, ketika Muslim berpuasa dari matahari terbit hingga terbenam.
Beberapa pekerja yang terluka mengalami luka tembak dan dibawa ke rumah sakit di Chittagong, katanya.
Ia menambahkan bahwa lima orang yang tewas semuanya ditembak.
Pembangkit listrik senilai $ 2,4 miliar adalah sumber utama investasi asing ke Bangladesh, dan salah satu dari serangkaian proyek yang didorong oleh Beijing untuk membina hubungan yang lebih dekat dengan Dhaka.
Pada 2016, Konstruksi Tenaga Listrik SEPCOIII China menandatangani kesepakatan dengan S Alam Group, konglomerat Bangladesh yang bertanggung jawab atas pekerjaan konstruksi di lokasi tersebut.
Selama tahun itu, empat pengunjuk rasa yang menentang pembangunannya tewas ketika polisi melepaskan tembakan dalam bentrokan antara penduduk desa yang berdemonstrasi baik yang mendukung maupun menentang proyek tersebut.
Baca juga: India Embargo Ekspor Vaksin, PKS: Target 1 Juta Dosis Perhari Semakin Sulit Dicapai
Berita lain terkait Bangladesh
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)