News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Venezuela Bayar Uang Muka 64 juta Dolar AS untuk Dapatkan Vaksin COVAX

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah kotak karton vaksin Covishield yang dikembangkan oleh Serum Institute of India (SII) yang berbasis di Pune diturunkan di bandara Mumbai pada tanggal 24 Februari 2021, sebagai bagian dari skema Covax, yang bertujuan untuk mendapatkan dan mendistribusikan inokulasi secara adil di antara semua negara.

TRIBUNNEWS.COM, CARACAS - Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez mengumumkan pada hari Sabtu lalu bahwa negara itu telah membayar 64 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setengah dari jumlah yang diminta untuk mendapatkan dosis vaksin virus corona (Covid-19) melalui Fasilitas COVAX.

"Anda tahu bahwa mekanisme COVAX membutuhkan uang muka, Venezuela bahkan telah menggandakan jumlah uang muka yang diminta. Pemerintah telah menyetor 59,2 juta franc Swiss (64 juta dolar AS) ke rekening GAVI," kata Rodriguez.

Perlu diketahui, GAVI merupakan salah satu dari sejumlah inisiator program COVAX, termasuk diantaranya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

COVAX merupakan skema yang didirikan untuk meningkatkan akses bagi negara-negara berpenghasilan rendah untuk mendapatkan vaksin.

Kendati telah membayar uang muka pengadaan vaksin itu, Rodriguez tidak menyebutkan terkait rincian dana apa yang digunakan pemerintah untuk membayar vaksin.

Dikutip dari laman Reuters, Senin (19/4/2021), dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Venezuela telah mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin oposisi untuk mendapatkan vaksin melalui COVAX menggunakan dana yang selama ini telah dibekukan AS.

Namun upaya tersebut semakin rumit karena penolakan dari Presiden Nicolas Maduro terhadap vaksin AstraZeneca, menyusul laporan terjadinya pembekuan darah pada peserta vaksinasi di negara lain.

Baca juga: Venezuela Tolak Vaksin AstraZeneca Lewat COVAX

Sebelumnya. COVAX mengatakan bahwa mereka telah menyisihkan dosis vaksin AstraZeneca untuk digunakan di Venezuela.

Dalam pengumumannya, Rodriguez menyampaikan bahwa otoritas kesehatan Venezuela sedang mengevaluasi vaksin mana yang akan diterima negara tersebut.

Ini dilakukan dengan mempertimbangkan munculnya berbagai varian Covid-19, termasuk varian yang berasal dari Brazil.

Kampanye vaksinasi Venezuela telah tertinggal jika dibandingkan sebagian besar negara lain di kawasan Amerika Selatan.

Negara itu telah menerima sekitar 500.000 dosis vaksin Sinopharm dari China dan sekitar 250.000 dari Sputnik V Rusia.

Otoritas Venezuela baru-baru ini mengatakan bahwa mereka juga tengah menunggu kedatangan 30.000 dosis lanjutan Sputnik V.

Maduro telah memperpanjang kebijakan sistem penguncian (lockdown) Covid-19 beberapa kali, karena negara itu terus mencatat tingkat infeksi yang tinggi.

Hingga Jumat lalu, otoritas Venezuela telah mendaftarkan 172.461 kasus positif Covid-19 dan 1.739 kematian.

Serikat medis negara itu pun memprediksi bahwa jumlah kasus positif dan kematian kemungkinan besar akan jauh lebih tinggi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini