TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Pasukan udara Rusia menghancurkan pangkalan kelompok teroris ISIS di timur laut kota kuno Palmyra, Suriah.
Basis-basis yang disamarkan itu dibangun kelompok teroris sebagai pusta pelatihan dan pembuatan bom.
Klaim ini disampaikan Laksamana Muda Alexander Karpov, Wakil Kepala Pusat Rekonsiliasi Pihak Berperang Rusia di Suriah, Senin (19/4/2021), dikutip Al Masdar News, Rabu (21/4/2021).
Selama jumpa pers, Karpov menjelaskan, pasukan Rusia menerima informasi kelompok militan mendirikan pangkalan yang disamarkan di timur laut Palmyra.
Di tempat ini kelompok petempur dibentuk dan disiapkan melakukan serangan teroris di berbagai wilayah negara.
Baca juga: UPDATE KONFLIK SURIAH Kelompok Al Nusra Tembaki Zona Deeskalasi di Provinsi Idlib
Baca juga: Drone Kamikaze Zala Lancet Rusia Sukses Hantam Target Teroris di Suriah
Baca juga: Militer AS Kawal Konvoi Truk Berisi Minyak Curian dari Suriah ke Irak
Di lokasi ini juga dijadikan tempat pembuatan bom rakitan. Karpov menambahkan setelah lokasi benda-benda ini dikonfirmasi, serangan udara dijalankan Pasukan Dirgantara Rusia.
“Akibatnya… dua tempat penampungan, hingga 200 militan, 24 truk pickup dengan senapan mesin berat, serta sekitar 500 kilogram amunisi dan komponen untuk membuat alat peledak rakitan hancur,” kata Karpov.
Menurutnya, kelompok bersenjata ilegal telah merencanakan serangan teroris dan penyerangan terhadap badan-badan pemerintah di kota-kota besar untuk mengguncang situasi di negara itu menjelang pemilihan presiden.
Suriah menggelar Pemilu 26 Mei 2021. Para teroris dilatih di kamp pelatihan para militan, yang terletak di wilayah yang tidak dikendalikan otoritas Suriah, termasuk di zona At-Tanf, yang dikendalikan militer AS.
Jaringan berita Al-Masdar yang berpusat di Beirut, Lebanon, tidak dapat mengonfirmasi keaslian klaim dan video serangan yang dipublikasikan.
Dilaporkan sebelumnya sebagai perkembangan terkini dari Suriah, kelompok teroris Jabhat al-Nusra terpantau 33 menembakkan mortir ke zona de-eskalasi konflik di Idlib Suriah dalam 24 jam terakhir sebelum Selasa (20/4/2021).
Laporan ini juga disampaikan Wakil Kepala Pusat Rekonsiliasi Kementerian Pertahanan Rusia di Suriah, Laksamana Muda Alexander Karpov, Senin (19/4/2021).
"Tiga puluh tiga serangan penembakan dari posisi kelompok teroris Jabhat al-Nusra terdaftar di zona de-eskalasi Idlib ... di provinsi Idlib (15 serangan), Latakia (12), Aleppo (1) dan Hama (5)," kata Karpov.
Dia menambahkan, jumlah serangan menurut data pihak militer Suriah, berjumlah 31. Karpov mengatakan tidak ada penembakan di pihak kelompok bersenjata ilegal yang dikendalikan Turki.
Pusat Rekonsiliasi ini dibentuk Februari 2016. Tugas utamanya penandatanganan perjanjian tentang perlucutan senjata kelompok-kelompok bersenjata ilegal dan permukiman individu di dalamnya.
Mereka juga mengusung agenda rezim penghentian permusuhan, serta mengkoordinasikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah konflik.
Intensitas konflik, terutama di sekitar Provinsi Idlib masih sangat tinggi. Di wilayah inilah bercokol ribuan petempur anggota berbagai milisi bersenjata proksi asing.
Selain kelompok teroris bersenjata, pasukan Turki juga membangun kubu-kubu pertahanan dan menerjunkan ribuan prajurit serta alat tempurnya di Idlib.(Tribunnews.com/AMN/xna)