TRIBUNNEWS.COM - Bantuan internasional telah tiba di India untuk membantu perang melawan Covid-19.
Sistem perawatan kesehatan di India berada di ambang kehancuran akibat gelombang kedua virus corona yang mematikan, The Guardian melaporkan.
Pada Selasa (27/4/2021) pagi, penerbangan dari Inggris yang membawa persediaan medis penting termasuk ventilator mendarat di India.
Enam kontainer oksigen juga akan diterbangkan dari Dubai pada hari Selasa.
Dalam percakapan telepon antara Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden AS Joe Biden pada hari Senin, Biden berjanji akan memberikan dukungan kepada India dengan menyediakan pasokan terkait oksigen dan bahan baku vaksin.
Baca juga: Enam Hari Berturut-turut, India Masih Catat Lebih 300 Ribu Kasus Baru Covid-19
Baca juga: Kasus Covid-19 di India Meroket, Orang-orang Kaya Sewa Jet untuk Tinggalkan Negara
Amerika Serikat juga berkomitmen untuk berbagi dengan India dengan memberikan 60 juta dosis vaksin Oxford / AstraZeneca yang tidak terpakai.
Vaksin tersebut belum mendapat persetujuan dari otoritas AS.
India akan memulai program vaksinnya untuk semua orang dewasa pada hari Sabtu (1/5/2021).
"Sama seperti India mengirim bantuan ke Amerika Serikat karena rumah sakit kami kacau di awal pandemi, kami bertekad untuk membantu India pada saat dibutuhkan," tulis Biden di Twitter.
India mencatat lebih dari 300.000 kasus baru pada hari Senin dan 2.771 kematian baru.
Namun, para ahli kesehatan yakin jumlah korban resmi jauh lebih tinggi.
Negara bagian padat penduduk seperti Uttar Pradesh dan Gujarat dianggap kurang menghitung jumlah kematian dan kasus positif Covid-19.
Baca juga: VIRAL Ibu di India Bawa Jenazah Anaknya dengan Becak, sempat Ditolak di 2 Rumah Sakit karena Penuh
Baca juga: Varian Corona dari India Masuk Indonesia, Pakar Ingatkan Jangan Mudik
Laboratorium pengujian Covid di kota-kota seperti Delhi kewalahan, banyak orang dengan gejala tidak dapat melakukan tes.
Tingkat positif Covid di Delhi terus meningkat hingga lebih dari 35%.
Sementara di kota Kalkuta di Benggala Barat, negara bagian yang masih melalui pemilihan negara bagian, dokter melaporkan hampir terjadi peningkatan 50%.
Krisis tersebut mendorong tentara Jerman untuk menyediakan pabrik produksi oksigen yang besar.
Prancis juga mengatakan mereka akan mengirim pasokan ke India melalui udara dan laut, termasuk delapan konsentrator oksigen, wadah oksigen cair, dan 28 respirator.
Uni Eropa mengatakan akan mengirim obat dan oksigen ke India dalam beberapa hari mendatang.
"UE mengumpulkan sumber daya untuk menanggapi dengan cepat permintaan bantuan India," kata Ursula von der Leyen, presiden komisi Eropa, di Twitter.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan WHO juga bergegas membantu India dengan mengirimkan "ribuan kontainer oksigen" di antara peralatan penting lainnya.
"Situasi di India sangat memilukan," kata Tedros.
"WHO akan melakukan semua yang kami bisa."
Janji dukungan juga datang dari Denmark, Arab Saudi, UEA, Australia dan Bhutan.
Bhutan, kerajaan kecil yang bertetangga dengan India juga mengatakan akan mengirimkan "beberapa ratus liter oksigen" segera setelah pabrik oksigen mereka yang baru dibangun mulai beroperasi.
Pada bulan Maret lalu, India memberi Bhutan lebih dari setengah juta vaksin Oxford / Astrazeneca.
Bantuan itu membuat Bhutan menerapkan salah satu program vaksinasi tercepat di dunia.
Bhutan berhasil memvaksinasi 93% populasi kecil hanya dalam 16 hari.
Namun, banyak yang khawatir bahwa bantuan internasional yang dikirim ke India tidak akan cukup untuk mengisi kekosongan pasokan oksigen, yang telah memengaruhi rumah sakit di Delhi dan Uttar Pradesh.
Meski begitu, menteri utama negara bagian itu bersikeras bahwa "tidak ada kekurangan oksigen" di Uttar Pradesh.
Ia juga mengancam rumah sakit swasta dengan tuduhan kriminal jika mereka "menyebarkan rumor" tentang kelangkaan oksigen.
Pada hari Senin (26/4/2021), Australia mengatakan akan menangguhkan penerbangan langsung dari India hingga setidaknya 15 Mei karena meningkatnya kasus Covid.
Thailand, Bangladesh, Singapura dan Inggris juga telah membatasi perjalanan udara dari India.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar Covid-19 di India