News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Percobaan Donald Trump Kembali ke Twitter, Akun Baru yang Terkait dengannya Langsung Ditangguhkan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam ilustrasi foto ini, logo Twitter ditampilkan di ponsel dengan latar belakang halaman Twitter Donald Trump pada 27 Mei 2020 di Arlington, Virginia. Twitter memblokir usaha mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk kembali ke media sosial tersebut.

TRIBUNNEWS.COM - Twitter memblokir usaha mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk kembali ke media sosial tersebut.

Sebuah akun baru bernama @DJTDesk ditangguhkan Kamis (6/5/2021) pagi karena melanggar kebijakan Twitter.

Dalam sebuah pernyataan kepada Insider, seorang juru bicara Twitter mengatakan:

"Seperti yang dinyatakan dalam kebijakan penghindaran larangan kami, kami akan mengambil tindakan penegakan hukum pada akun yang jelas-jelas bermaksud untuk mengganti atau mempromosikan konten yang berafiliasi dengan akun yang ditangguhkan."

Baca juga: Trump Sebut Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan sebagai Hal Hebat untuk Dilakukan

Baca juga: Ivanka Trump Unggah Foto Divaksinasi, Postingannya Justru Dibanjiri Penolakan dan Keraguan

Presiden AS Donald Trump setelah menyampaikan update tentang "Operation Warp Speed" di Rose Garden Gedung Putih di Washington, DC pada 13 November 2020. (MANDEL NGAN / AFP)

Bio pada akun tersebut, yang tampaknya dibuat pada hari Rabu (5/5/2021) menyatakan bahwa cuitan di Twitter disalin dari situs Save America atas nama POTUS ke-45.

Cuitan diambil dari https://DonaldJTrump.com/Desk dan bukan Donald Trump yang menguggah cuitan.

"Posts copied from Save America on behalf of the 45th POTUS; Originally composed via https://DonaldJTrump.com/Desk. *Note: Not Donald J. Trump Tweeting," bunyi tulisan dalam bio.

Twitter menangguhkan @DJTDesk, akun yang terkait dengan situs web baru Trump. (Twitter)

Akun Twitter terbaru @DJTDesk tersebut merupakan perpanjangan dari situs baru Trump, From the Desk of Donald J. Trump, yang diluncurkan pada hari Selasa.

Di situs tersebut, Trump membagikan pernyataan yang mirip cuitan tweet yang dapat dibagikan oleh para pengikutnya di media sosial.

Seorang juru bicara Trump tidak segera menanggapi permintaan Insider untuk mengomentari penangguhan Twitter.

Donald Trump Diblokir dari Twitter dan Facebook akibat Insiden Capitol

Twitter sebelumnya menangguhkan akun pribadi Donald Trump pada Januari lalu setelah pemberontakan mematikan di Capitol AS.

Twitter beralasan adanya "risiko hasutan kekerasan lebih lanjut" jika tidak menangguhkan akun Trump.

Setelah kehilangan akses ke akun pribadinya, Trump mencoba memposting tweet dari berbagai akun lain sebelum akhirnya ditutup juga.

Ia terpaksa mengirim siaran pers melalui email.

Trump mengatakan kepada Fox News April lalu bahwa dia tidak merindukan Twitter.

Menurutnya, Twitter sangat membosankan dan beranggapan siaran pers lebih elegan.

Setelah pemberontakan Capitol, Trump juga dibanned dari Facebook, Instagram, dan YouTube.

Dewan Pengawas Facebook pada hari Rabu (5/5/2021) menguatkan keputusan platform untuk menangguhkan Trump.

Tetapi dewan mempermasalahkan penangguhan "tanpa batas" Facebook.

Dewan meminta Facebook untuk mengevaluasi kembali dan memutuskan dalam enam bulan apakah akan memulihkan, menangguhkan sementara, atau memblokir Trump secara permanen.

Berencana Membuat Platform Media Sosial Sendiri

Maret lalu, Donald Trump dikabarkan berencana meluncurkan platform media sosial-nya sendiri.

Sebelumnya diketahui Trump sangat aktif di media sosial Twitter.

Namun sejak kerusuhan di Capitol, Twitter memblokir akunnya sehingga dia tidak bisa menulis cuitan lagi.

Trump lebih banyak diam setelah pindah ke Resor Mar-a-Lago di Florida, lengser, dan kehilangan akun media sosial.

Baca juga: Resor Mewah Milik Trump, Mar-a-Lago, Ditutup karena Beberapa Staf Positif Covid-19

Baca juga: Trump Desak Warga Amerika Dapatkan Vaksinasi Covid-19: Saya akan Merekomendasikannya

Mantan Presiden AS Donald Trump berpidato di Conservative Political Action Conference (CPAC) yang diadakan di Hyatt Regency pada 28 Februari 2021 di Orlando, Florida. (JOE RAEDLE via AFP)

Penasihat dan juru bicara kampanya Trump pada 2020, Jason Miller mengatakan kepada Fox News bahwa Trump akan kembali bermedia sosial.

"Trump akan kembali ke media sosial mungkin sekitar dua atau tiga bulan lagi," kata Miller, dikutip dari CNN pada 21 Maret 2021.

Namun, Miller menambahkan, mantan presiden itu akan menggunakan platformnya sendiri.

Miller mengklaim, platform ini akan menarik puluhan juta pengguna baru.

"Ini adalah sesuatu yang menurut saya akan menjadi tiket terpanas di media sosial," kata Miller.

"Ini akan sepenuhnya mendefinisikan ulang permainan dan semua orang akan menunggu dan menonton untuk melihat apa yang dilakukan Presiden Trump, tetapi itu akan menjadi platformnya sendiri," lanjutnya.

Miller mengatakan Trump banyak didekati perusahaan menyoal hal ini.

"Semua orang menginginkan dia dan dia akan membawa jutaan dan jutaan - puluhan juta - ke platform ini."

Sebelumnya menurut The Guardian, kabar soal plaform ini memunculkan spekulasi mungkin Trump akan meluncurkan jaringan TV sendiri kepada pemirsa setia Fox News.

"Saya tidak bisa melangkah lebih jauh dari apa yang bisa saya bagikan, tetapi saya dapat mengatakan bahwa itu akan menjadi besar begitu dia mulai," kata Miller, saat ditanya apakah Trump akan membuat platform itu sendiri atau bersama perusahaan.

Akun Twitter Donald Trump yang dibekukan oleh Twitter. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

"Ada banyak pertemuan berkekuatan tinggi yang dia lakukan di Mar-a-Lago dengan beberapa tim orang yang datang."

"Bukan hanya satu perusahaan yang mendekati presiden, ada banyak perusahaan."

Selain Twitter, Trump juga diblokir dari Facebook dan Instagram sejak kerusuhan di Capitol AS.

Platform media sosial sayap kanan termasuk Gab dan Parler berada di bawah pengawasan ketat di tengah penyelidikan kerusuhan Capitol.

Facebook yang menangguhkan Trump tanpa batas pada Januari, meminta dewan pengawas independennya untuk memutuskan apakah larangan itu harus dicabut.

Kemudian Twitter pekan lalu melempar pertanyaan ke publik perihal ini.

Baca juga: Mengaku Bukan Penggemar, Donald Trump Dukung Meghan Markle Calonkan Diri sebagai Presiden AS 2024

Baca juga: Sang Keponakan Ungkap Betapa Donald Trump Meradang karena Twitternya Diblokir

Pulang Kampung, Trump Disambut Spanduk 'Presiden Terburuk yang Pernah Ada' yang Diterbangkan Pesawat (Twitter @DWUhlfelderLaw)

Platform ini akan meminta masukan publik tentang bagaimana harus melarang para pemimpin dunia dengan pandangan kontroversial, dikutip dari Sky News.

Trump dimakzulkan karena dituduh menghasut serangan Capitol, tetapi dibebaskan ketika hanya tujuh senator Republik yang memilih untuk menghukum.

Oleh karena itu, dia tetap bebas mencalonkan diri sebagai kandidat dari Partai Republik untuk 2024.

"Dia sudah memiliki lebih dari 20 senator lebih dari 50 anggota Kongres baik menelepon atau bertandang ke Mar-a-Lago untuk meminta dukungan (nya)," kata Miller.

Artinya, terlepas dari kekalahan Trump oleh Joe Biden, ia tetap berpengaruh di Partai Republik.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Ika Nur Cahyani)

Berita lainnya seputar Donald Trump

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini