TRIBUNNEWS.COM - Sebuah kapal penjaga pantai Amerika Serikat melepaskan sekitar 30 tembakan peringatan ke arah kapal Iran di Selat Hormuz.
Pentagon mengatakan Senin (10/5) bahwa puluhan tembakan peringatan dilakukan setelah 13 kapal dari Angkatan Laut Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGCN) Iran mendekati kapal penjaga pantai AS dan kapal Angkatan Laut Amerika lainnya di Selat tersebut.
Ini adalah pertemuan ketiga antara kapal AS dan Iran dalam sebulan terakhi.
Dan ini kedua kalinya AS harus melepaskan tembakan peringatan karena apa yang mereka katakan adalah perilaku tidak aman oleh kapal-kapal Iran di wilayah tersebut, setelah jeda relatif dalam interaksi semacam itu setahun terakhir.
Baca juga: Pasukan Iran Diduga Sempat Duduki Kapal Tanker Wila di Selat Hormuz
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan tembakan peringatan itu dilakukan setelah kapal cepat Iran mendekati 137 meter (450 kaki) dari enam kapal militer AS, termasuk USS Monterey, yang mengawal kapal selam berpeluru kendali Georgia.
Disebutkan, kapal AS melepaskan tembakan peringatan dari senapan mesin kaliber 0,50 sebelum kapal Iran pergi, kata Kirby.
Kirby mengatakan putaran pertama ditembakkan ketika kapal Iran berada dalam jarak 300 yard (274 meter) dari kapal AS, dan yang kedua ketika mereka sampai dalam jarak 150 yard (137 meter).
"Ini penting ... dan mereka bertindak sangat agresif," katanya, menambahkan bahwa jumlah kapal Iran lebih banyak daripada di masa lalu.
Insiden terbaru terjadi ketika kekuatan dunia dan Iran berusaha untuk mempercepat upaya untuk membawa Washington dan Teheran kembali mematuhi perjanjian nuklir 2015.
Baca juga: Iran Vs AS Memanas, Korea Selatan Dihadapkan Pilihan Sulit untuk Kirim Angkatan Laut ke Selat Hormuz
Para pejabat AS mengadakan pembicaraan tak langsung dengan Iran dalam pertemuan keempat di Wina pekan lalu. Pertemuan membicarakan bagaimana melanjutkan kesepakatan.
Pertemuan itu melanjutkan pembicaraan yang dihentikan oleh PResiden AS Donald Trump pada 2018, sehingga Iran melanggar ketentuan sekitar setahun kemudian.
Seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan kepada wartawan pada 6 Mei ada harapan untuk kesepakatan jika Iran membuat keputusan politik.
“Mungkinkah kita akan melihat saling kembali pada kepatuhan dalam beberapa minggu ke depan, atau pemahaman tentang kepatuhan bersama? Itu mungkin, ya, "kata pejabat itu dalam konferensi telepon.
Pemerintahan Trump juga memberi sanksi kepada Iran setelah meninggalkan perjanjian.
Iran telah lama bersikukuh bahwa tidak ada tindakan lebih lanjut yang harus diambil sampai AS - pihak pertama yang menarik diri dari perjanjian - kembali mematuhinya. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)