Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang sampai saat ini telah mendistribusikan subsidi kepada 125,7 juta masyarakat atau sekitar 99,7 persen dari total penduduk.
Sementara sekitar 400.000 orang tidak menerima subsidi tersebut karena mereka tidak mengajukan permohonan permintaan subsidi.
Subsidi ini diberikan pemerintah kepada warga yang terdampak virus corona masing-masing senilai 100.000 yen.
"Berbagai alasan 400.000 orang tidak menerima subsidi karena mereka menolak menerima subsidi uang tunai tersebut, sebagai orang kaya atau memiliki gengsi yang tinggi, serta alasan lainnya," papar sumber Tribunnews.com, Jumat (14/5/2021).
Manfaat uang tunai seragam sebesar 100.000 yen dimulai pada akhir April 2020 sebagai tindakan ekonomi darurat menyusul penyebaran infeksi virus corona.
Dan pada akhir Maret 2021, termasuk beberapa pemerintah daerah yang memperpanjang tenggat waktu aplikasi karena kerusakan akibat hujan lebat.
Baca juga: Festival Fushiki Hikiyama Hanayama Jepang Digiring Kembali di Takaoka Setelah 2 Tahun Diliburkan
Saat itu, semua kotamadya telah menyelesaikan manfaatnya.
Menurut ringkasan Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, total 12,67 triliun yen dibayarkan kepada sekitar 126,7 juta orang, atau 99,7 persen dari perkiraan populasi.
Diperkirakan sekitar 400.000 orang tidak mengajukan permintaan subsidi karena alasan tertentu dan tidak menerima manfaat.
Alhasil, sekitar 60 miliar yen dari anggaran yang disiapkan akan dikembalikan ke kas negara secara penuh.
Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.