TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS, Joe Biden, cenderung mengabaikan tekanan dari sejumlah politikus partainya sendiri, Demokrat, untuk mengecam tindakan Israel di Palestina.
Biden mengatakan dia tidak merasa tindakan Israel berlebihan dalam membalas serangan roket dari Hamas.
Mengutip CNN pada Jumat (14/5/2021), Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan serangan udara Israel menewaskan 87 orang, termasuk 18 anak-anak.
Namun, perkembangan terakhir menurut Al Jazeera pada Sabtu (15/5/2021) hari ini, korban jiwa meningkat menjadi 137 termasuk 36 anak-anak dan 920 lainnya mengalami cedera.
Sekretaris Pers, Jen Psaki, menolak menjawab pertanyaan apakah Biden menekan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, atas peningkatan korban jiwa di Palestina, saat melakukan telepon pada Rabu.
Baca juga: Terjebak dengan Ratusan Juta Stok Tak Terjual, Produsen Masker AS Minta Bantuan Administrasi Biden
Baca juga: Israel Makin Brutal, Korban Jiwa Melonjak Jadi 137 Orang Termasuk 36 Anak Palestina dan 920 Cedera
"Dalam pandangan kami, serangan dari Hamas ke lingkungan sipil bukanlah pembelaan diri, jadi dia pasti mengulangi hal itu, tetapi juga menegaskan kembali perlunya bergerak untuk meredakan situasi di lapangan," kata Psaki.
Menurut sumber orang dalam, sejumlah pejabat menekan Israel termasuk mendesak agar tidak menggusur warga Palestina di Yerusalem Timur.
Biden enggan mengritik Israel, namun dalam panggilannya kepada Netanyahu dia mengatakan, "Yerusalem, kota yang sangat penting bagi orang-orang beriman dari seluruh dunia, harus menjadi tempat yang damai."
Biden lebih condong mendukung tindakan Israel dalam pernyataan publiknya, dikutip dari CNN.
Padahal sejumlah politikus progresif Partai Demokrat menyerukan agar Presiden bersikap tegas pada Israel.
"Salah satu hal yang saya lihat, sejauh ini, adalah tidak terjadi reaksi berlebihan yang signifikan."
"Pertanyaannya adalah, bagaimana kita sampai pada titik di mana - mereka sampai pada titik di mana ada pengurangan serangan yang signifikan, terutama serangan roket yang ditembakkan tanpa pandang bulu ke pusat pemukiman," kata Biden ketika ditanya apakah Netanyahu sudah melakukan tindakan untuk menghentikan kekerasan.
Jawaban Biden, lapor CNN, mencerminkan pandangan lama Partai Republik dan Demokrat bahwa Israel punya hak mempertahankan diri dari Hamas.
Diketahui, Hamas, organisasi militer yang menguasai Jalur Gaza Palestina, dianggap Amerika Serikat sebagai kelompok teroris.
Sehari sebelumnya, Biden mengatakan kepada wartawan bahwa Israel "Memiliki hak untuk mempertahankan diri ketika ribuan roket terbang ke wilayah itu."
Pernyataan Biden yang sama sekali tidak menyebut Palestina ini dikecam kaum progresif Partai Demokrat.
"Pernyataan tidak jelas seperti ini tanpa konteks atau pengakuan tentang apa yang memicu siklus kekerasan ini-yaitu pengusiran orang Palestina dan serangan terhadap Al Aqsa-merendahkan martabat orang Palestina & menyiratkan bahwa AS akan melihat ke arah lain dalam pelanggaran hak asasi manusia. Itu salah," cuit Rep. Alexandria Ocasio-Cortez dan New York.
Rep. Ilhan Omar dari Minnesota turut mengkritik Biden yang tidak menyebut latar belakang eskalasi kekerasan ini dan perlakuan Israel kepada Palestina.
"Tidak disebutkan Sheikh Jarrah. Tidak disebutkan serangan Al-Aqsa," tulisnya.
"Anda tidak memprioritaskan hak asasi manusia. Anda berpihak pada pekerjaan yang menindas," lanjutnya.
Dilansir VOA, Gedung Putih mengatakan ada 25 lebih seruan dari pejabat AS kepada Israel, Palestina, dan otoritas Arab untuk memadamkan konflik ini.
AS telah mengirim utusan ke Israel untuk mencoba menengahi gencatan senjata.
Demokrat yang menguasai Kongres gigih mempertahankan keyakinan Israel harus membela diri.
AS dalam beberapa tahun terakhir telah mengirimkan hampir USD 4 miliar bantuan militer ke Israel dan menjamin pinjaman USD 8 miliar lagi.
Hubungan Mesra Biden dengan Netanyahu
Biden dan Netanyahu telah saling kenal sejak 1980-an, ketika Biden menjadi senator di Komite Hubungan Luar Negeri dan Netanyahu ditempatkan di Kedutaan Besar AS di Washington.
Pada saat itu, Biden sering bepergian ke Israel dan menyatakan dirinya sebagai pendukung setia Israel.
"Semua orang tahu saya mencintai Israel," kata Biden pada perayaan Hari Kemerdekaan Israel 2015 lalu, dikutip dari USA Today.
Baca juga: Tentara Israel Makin Brutal, 10.000 Warga Palestina Tinggalkan Rumah di Gaza
Baca juga: Respons RNA 98 Sikapi Langkah Pemerintah Indonesia Terkait Serangan Israel Terhadap Palestina
Setelah Pemilu AS pada November lalu, Netanyahu adalah salah satu pemimpin dunia pertama yang menelepon Biden.
"Joe, kita telah memiliki hubungan pribadi yang panjang & hangat selama hampir 40 tahun, dan saya mengenal Anda sebagai teman baik Israel," kata Netanyahu dalam postingannya di Twitter, November lalu.
Reaksi Netanyahu terhadap Biden ini dia lakukan untuk mempertahankan hubungan harmonis dengan Presiden Donald Trump.
Diketahui Trump memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem dan mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan.
Baca artikel Israel Serang Jalur Gaza lainnya
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)