News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Damaskus Tuding AS dan Milisi Kurdi Curi Minyak dan Gandum Suriah

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kendaraan lapis baja militer AS berpatroli dekat ladang minyak Rumaylan di Provinsi Hasakeh yang dikuasai Kurdi Suriah pada 17 September 2020.

TRIBUNNEWS.COM, DAMASKUS - Pasukan pendudukan AS dan sekutunya milisi Pasukan Demokratik Suriah menyelundupkan gandum dan minyak sekira 38 truk dan kapal tanker lainnya dari Suriah menuju Irak lewat pintu tapal batas al-Walid.

Informasi ini diberitakan Kantor Berita Arab Suriah, SANA, mengutip sumber-sumber lokal dan dikutip Sputniknews, Senin (17/5/2021).

Sumber SANA mengatakan pasokan diambil dari AS dan wilayah Jazira yang diduduki Kurdi di provinsi al-Hasakah.

Milisi SDF diduga menemani konvoi itu dalam perjalanan menuju penyeberangan al-Walid, yang oleh pemerintah Suriah dianggap ilegal karena berada di luar kendali Damaskus.

Kegiatan penyelundupan mengikuti laporan terpisah pada Sabtu yang menyebutkan, pasukan AS mengawal 10 truk trailer yang membawa Hummer dari Irak ke Suriah, menuju kota Rmelan di al-Hasakah.

Baca juga: Richard Medhurst : Israel di Balik Agenda Perang AS di Suriah

Baca juga: Militer AS Kawal Konvoi Truk Berisi Minyak Curian dari Suriah ke Irak

Suriah sebelumnya telah melaporkan arus bolak-balik "ribuan" kendaraan militer, truk yang membawa pasokan dan peralatan militer, truk lemari es, dan kendaraan yang berisi bahan bangunan ke Suriah dari Irak.

Pekan lalu, SANA melaporkan dua konvoi besar yang berisi total 88 kendaraan berisi minyak dan gandum meninggalkan Suriah menuju Irak dari dua arah terpisah.

Satu di antaranya mengangkut gandum dari silo strategis Tal Alou, dan konvoi truk tangki lainnya, truk-truk berpenutup. dan kendaraan lemari es dari pedesaan al-Yarubiya.

Sputniknews yang menyitir informasi ini tidak mendapatkan tanggapan dan konfirmasi dari pihak AS di Suriah maupun di Washington.  

Pemerintahan Biden melanjutkan kebijakan pendahulunya yang merampok sumber daya alam dan persediaan gandum Suriah, meninggalkan masalah kemiskinan dan situasi rawan pangan di Suriah.

AS dan sekutu Kurdi menikmati kendali atas sebanyak 90 persen kekayaan minyak Suriah. Mereka menolak menyerahkan daerah-daerah ini ke Damaskus.

Akibatnyta, Suriah yang dulunya swasembada energi telah dipaksa untuk beralih ke Iran untuk impor bahan bakar.

Selain itu, kapal tanker Iran yang membawa minyak menuju Suriah dilaporkan menghadapi lusinan" serangan oleh Israel yang menelan biaya miliaran dolar.

Penyelundupan gandum juga menyebabkan sekutu Suriah lainnya, Rusia  meningkatkan pasokan gandum ke negara itu.

Tahun lalu, Moskow menyumbangkan 100.000 ton gandum ke Suriah dalam bentuk bantuan kemanusiaan. Sebelum perang 2011 dimulai, Suriah menikmati swasembada produksi gandum.

Diplomat Suriah, Iran, dan Rusia di PBB telah berulang kali mengecam Washington atas kebijakannya di Suriah.

Selain masalah penyelundupan makanan dan minyak, Suriah menghadapi sanksi AS dan Uni Eropa yang melumpuhkan segala sector, dan menghambat rekonstruksi.

Pada Maret lalu, Menteri Perminyakan Suriah Bassam Touma menuduh AS dan sekutunya menargetkan kekayaan minyak Suriah.

Ia menuduh AS bertindak seperti bajak laut, dan mengatakan situasi yang dihadapi Damaskus tidak pernah diketahui negara lain.(Tribunnews.com/Sputniknews/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini