News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Israel Serang Jalur Gaza

Kelompok Muslim di AS Boikot Acara Open House Joe Biden setelah Ungkap Dukungan untuk Israel

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden AS Joe Biden berbicara tentang panduan CDC terbaru tentang masker untuk orang-orang yang telah divaksinasi penuh selama acara di depan Gedung Putih 27 April 2021, di Washington, DC.

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok advokasi Muslim terkemuka di Amerika Serikat (AS) memboikot acara open house Gedung Putih, pada Minggu (16/5/2021).

Tak lain setelah pemerintahan Joe Biden menyatakan dukungan atas serangan udara Israel terhadap Palestina di Jalur Gaza.

Melansir Al Jazeera, seperti diketahui, Joe Biden dijadwalkan menjadi tuan rumah untuk perayaan Idul Fitri virtual pada Minggu (16/5/2021).

Namun ketika serangan udara Israel terus menghantam Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 188 warga Palestina dan melukai ratusan lainnya, kelompok advokasi Muslim mengklaim pemerintahan Biden gagal untuk meminta pertanggungjawaban Israel.

Baca juga: Joe Biden Telepon Presiden Mahmoud Abbas, Menentang Penggusuran Warga Palestina

Baca juga: POPULER Internasional: Aksi Demo Kecam Serangan Israel | Politikus Demokrat Sindir Joe Biden

Presiden AS Joe Biden berbicara tentang panduan CDC terbaru tentang masker untuk orang-orang yang telah divaksinasi penuh selama acara di depan Gedung Putih 27 April 2021, di Washington, DC. (Brendan Smialowski / AFP)

"CAIR bergabung dengan organisasi Muslim Amerika lainnya dalam membatalkan rencana kami untuk ambil bagian dalam perayaan Idul Fitri Presiden Biden," kata Nihad Awad, Direktur Eksekutif Council on American-Islamic Hubungan (CAIR), dalam sebuah pernyataan, Sabtu (15/5/2021), seperti dikutip Tribunnews dari News Week.

"Hati nurani kami tidak bisa merayakan Idul Fitri dengan Administrasi Biden, sementara secara harafiah (Biden) membantu, mendukung, dan membenarkan pemombang pemerintah apartheid Israel terhadap pria, wanita, dan anak-anak tak berdosa di Gaza," tegasnya.

“Presiden Biden memiliki kekuatan politik dan otoritas moral untuk menghentikan ketidakadilan ini. Kami mendesak dia untuk berdiri di sisi korban dan bukan korban,” imbuhnya.

CAIR sebelumnya telah mendesak umat Islam di seluruh AS untuk mengambil bagian dalam perayaan virtual dan menggambarkannya sebagai "acara khusus"

Awad mengatakan, CAIR dan komunitas Muslim Amerika yang lebih luas "sangat kecewa dan sangat terganggu" dengan tanggapan Biden terhadap kekerasan tersebut.

"Jika Gedung Putih melanjutkan jalan yang secara moral tidak beralasan ini karena semakin banyak anak-anak Palestina yang meninggal, Gedung Putih berisiko menyebabkan kerusakan parah pada hubungan Presiden Biden dengan Muslim Amerika dan semua orang lain yang membela hak-hak sipil dan hak asasi manusia," kata Awad.

Petugas medis mengevakuasi seorang pria Yahudi ultra-Ortodoks yang terluka setelah runtuhnya tribune tempat duduk di sebuah sinagoge di pemukiman Israel di Givat Zeev di Tepi Barat pada 16 Mei 2021. (Gil COHEN-MAGEN / AFP)

Baca juga: Korban Tewas Naik Jadi 181 Orang Akibat Serangan Israel di Gaza

Baca juga: Tak Peduli Desakan untuk Akhiri Konflik, PM Israel Justru Berjanji Lanjutkan Serangan ke Jalur Gaza

Kritik Pemenerintah Biden

Kritik terhadap pemerintahan Biden telah tumbuh selama seminggu terakhir karena kekerasan di Gaza terus berlanjut, dengan anggota parlemen AS yang progresif, pendukung Palestina dan kelompok hak asasi mendesak presiden AS untuk menekan Israel untuk mengakhiri serangan militernya.

Militer Israel mulai membom Jalur Gaza Senin lalu, setelah rencana Israel untuk secara paksa memindahkan keluarga Palestina dari Yerusalem Timur yang diduduki.

Lalu, serangannya terhadap jemaah Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa memicu protes yang meluas di Yerusalem, Tepi Barat yang diduduki, dan di dalam Israel.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini