TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV - Militer Israel menembakkan peluru artileri ke wilayah Lebanon sebagai balasan atas beberapa roket yang diduga ditembakkan dari seberang perbatasan kedua negara.
Tel Aviv mengklaim tidak ada proyektil yang mencapai wilayah Israel.
“Enam roket baru saja ditembakkan dari Lebanon menuju Israel utara, yang semuanya jatuh di dalam Lebanon. Sebagai tanggapan, pasukan artileri kami menembak ke arah sumber peluncuran, ”kata IDF lewat akun Twitternya (terverifikasi), Senin (17/5/2021) malam.
Ledakan dilaporkan terdengar di sekitar kibbutz Misgav Am di Israel utara, tak lama sebelum pengumuman IDF.
Sirene serangan udara dibunyikan, dan muncul rekaman video ledakan bom di media sosial. Namun belum dikonfirmasi akurat apakah ledakan bom itu serangan balik Israel atau ledakan dari arah Lebanon.
Jumlah pasti roket yang ditembakkan masih belum jelas, dengan sumber keamanan Lebanon yang dikutip oleh AFP menyatakan tiga roket diluncurkan dari Lebanon.
Baca juga: Bela Israel, Sikap Presiden AS Joe Biden Soal Isu HAM di Gaza Kini Dipertanyakan ?
Sebuah video yang dimaksudkan untuk menunjukkan sisa-sisa salah satu amunisi juga beredar.
Sekitar 22 tembakan diluncurkan pasukan Israel sebagai pembalasan. Sumber militer Lebanon mengatakan kepada Reuters, tidak ada laporan korban atau kerusakan di kedua sisi.
Misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL, juga mengatakan mereka mendeteksi peluncuran roket dari sekitar Rashaya al-Foukhar, sebuah desa dekat perbatasan.
IDF juga dilaporkan mereka telah membalas tembakan. Kepala Unifil Stefano Del Col "segera melakukan kontak dengan rekan-rekannya di (militer Lebanon).
Unifil juga mengontak IDF untuk melakukan pengekangan maksimum guna mencegah eskalasi situasi. IDF telah menghentikan penembakan.
Baku tembak jarak jauh ini terjadi hanya beberapa hari setelah IDF menuduh rentetan roket diluncurkan lagi dari Lebanon selatan.
Seorang perwakilan Hizbullah, sebuah kelompok milisi dan organisasi politik yang didirikan pada 1980-an untuk melawan serangan Israel ke Lebanon selatan, membantah terlibat dalam serangan itu.
Kedua insiden tersebut menyusul lebih dari seminggu pertempuran baru antara Tel Aviv dan militan Palestina yang berbasis di Gaza, yang telah menewaskan sedikitnya 212 warga Gaza.