Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Akira Amari, pimpinan Partai Demokrat Liberal, mengatakan pada Selasa ini (18/5/2021) bahwa dirinya tidak terlibat dengan kasus mantan anggota Dewan Anri Kawai (Partai Demokrat Liberal) atas kasus pelanggaran Undang-Undang Pemilihan Kantor Publik di konstituensi Hiroshima di Juli 2020.
Amari yang jadi Ketua Komisi Parlemen LDP untuk Membangkitkan Industri Semnikonduktor Jepang, dituduh telah memberikan 150 juta yen kepada pihak Kawai yang telah diputus bersalah oleh pihak kejaksaan Jepang.
"Saya tidak terlibat dalam 1 mm, atau bahkan 1 mikron tepatnya. Saya tidak tahu fakta. Itu saja," tekannya kepada wartawan siang ini (18/5/2021).
Amari menegaskan, "Saya terlibat dalam penyesuaian resmi daerah pemilihan. Namun, saya tidak mengetahui kasus yang dilaporkan kali ini."
Mengenai pemberian 150 juta yen, Sekretaris Jenderal Toshihiro Nikai berulang kali menyatakan pada konferensi pers kemarin (17/5/2021) bahwa "Saya tidak ada hubungannya dengan itu," dan Wakil Sekretaris Jenderal Motoo Hayashi, yang hadir, berkata, "Saya memang Ketua dari panitia pemilihan pada saat itu saya bertanggung jawab atas Hiroshima."
Kasus Kawai memang telah diputuskan kejaksaan Jepang namun dampak politik terutama uang yang dipasok dari kantor pusat LDP masih terus menjadi rumor di masyarakat Jepang saat ini, siapa yang memasok uang 150 juta yen ke Hiroshima saat pemilu tahun lalu, masih ditelusuri banyak pihak.
Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif dengan melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang nantinya. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.