TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Ketegangan antara China dan Amerika Serikat terus berlangsung. China menuduh kapal perang AS memasuki perairan territorialnya di Laut China Selatan.
Komando Militer Wilayah Selatan Cina mengeluarkan pernyataan Kamis (20/5) bahwa USS Curtis Wilbur memasuki tanpa izin perairan dekat Kepulauan Paracel.
Ini serangan terbaru dalam konflik China-AS atas klaim Beijing di jalur yang sibuk ini. China menyatakan pihaknya, udara dan laut, mengikuti kapal AS tersebut.
Juga disebutkan, China menentang tindakan AS, yang melanggar kedaulatannya dan merusak perdamaian dan stabilitas regional.
Klaim itu muncul sehari setelah China menuduh AS mengancam perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan setelah USS Curtis Wilbur berlayar melalui jalur air yang memisahkan Taiwan dari tetangga raksasanya itu.
Baca juga: Ketua DPR AS Kritik China atas Pelanggaran HAM dan Serukan agar Olimpiade China 2022 Diboikot
Armada Ketujuh Angkatan Laut AS mengatakan bahwa kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke melakukan "transit rutin Selat Taiwan" pada hari Selasa (18/5) sesuai dengan hukum internasional.
"Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Militer Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional," katanya.
Seorang juru bicara Komando Wilayah Timur China menyatakan protes keras dan mengutuk tindakan tersebut.
"Tindakan AS mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan kemerdekaan Taiwan, dengan sengaja mengganggu situasi regional dan membahayakan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," katanya.
China yakin bahwa pemerintah Taiwan yang terpilih secara demokratis bertekad mendeklarasikan kemerdekaan pulau itu, yang tentu ditentang China.
Baca juga: Presiden Putin dan Xi Jinping Akan Saksikan Dimulainya Proyek Nuklir China-Rusia
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan mereka sudah menjadi negara merdeka bernama Republik Cina.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kapal AS telah berlayar ke arah selatan melalui selat dan "situasinya seperti biasa".
Angkatan Laut AS telah melakukan operasi semacam itu setiap bulan atau lebih.
Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, tetapi merupakan pendukung internasional terpenting dan penjual senjata utama ke pulau itu.
Ketegangan militer antara Taiwan dan Beijing telah meningkat selama setahun terakhir.
Baca juga: Pandemi Ubah Gaya Hidup Milenial di China, Pengeluaran Mereka untuk Kesehatan Lebih Banyak
Taipei mengeluhkan China berulang kali mengirim angkatan udaranya ke zona pertahanan udara Taiwan.
Beberapa dari aktivitas tersebut dapat melibatkan banyak pejuang dan pembom.
China mengatakan aktivitasnya di sekitar Taiwan ditujukan untuk melindungi kedaulatan China. Pemerintah Taiwan mengecamnya sebagai upaya intimidasi. (Tribunnews.com/ChannelNewsAsia/Hasanah Samhudi)