News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Krisis Myanmar

Wartawan Amerika Serikat Ditangkap, Total 34 Jurnalis dan Fotografer Ditahan oleh Militer Myanmar

Penulis: Rica Agustina
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Demonstran antikudeta militer Myanmar - Wartawan asal Amerika Serikat ditangkap oleh militer Myanmar saat akan naik pesawat ke luar negeri di Bandara Internasional Yangon, Senin (24/5/2021).

Lebih dari 800 orang telah dibunuh oleh militer, menurut kelompok pemantau lokal Assistance Association of Political Prisoners (AAPP).

Sementara itu, pers telah terperangkap dalam tindakan keras junta ketika militer berusaha memperketat kontrol atas arus informasi.

Yuki Kitazumi (45) dengan beberapa catatannya menggunakan kopi hitam saat menuliskan di dalam tahanan militer Myanmar. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Setidaknya 34 jurnalis dan fotografer tetap ditahan di seluruh Myanmar, menurut kelompok pemantau Reporting ASEAN.

Militer juga membatasi akses internet dan memberedel izin lima kantor berita lokal.

Diberitakan sebelumnya, Reporter Jepang Yuki Kitazumi ditangkap oleh pihak berwenang di Myanmar bulan lalu.

Dia kemudian ditahan di Penjara Insein hingga dibebaskan minggu lalu.

Sekembalinya ke Tokyo, Kitazumi mengatakan tahanan politik di penjara itu telah disiksa dengan pemukulan dan kurang tidur.

Selanjutnya, pada Maret 2021 lalu, seorang jurnalis BBC ditahan sebentar setelah ditangkap oleh petugas berpakaian sipil saat melapor di luar pengadilan di Ibu Kota Naypyidaw.

Secara terpisah, jurnalis foto Polandia Robert Bociaga, yang juga ditangkap saat meliput aksi protes, dibebaskan pada Maret setelah hampir dua minggu ditahan.

Penangkapan itu terjadi ketika pemimpin sipil yang ditahan, Aung San Suu Kyi menyuarakan penentangan pada Senin, dalam penampilan pengadilan pertamanya sejak ditahan dalam kudeta.

Saat itu Aung San Suu Kyi bersumpah bahwa partai politiknya yang digulingkan militer akan terus hidup.

Untuk diketahui, dalam Indeks Kebebasan Pers Reporters Without Borders 2021, Myanmar berada di peringkat 140 dari 180 negara.

Baca juga: Ketua Pemilu Myanmar yang Ditunjuk Junta akan Pertimbangkan Pembubaran Partai NLD Aung San Suu Kyi

Sejak kudeta, wartawan di Myanmar menghadapi kampanye penangkapan sistematis dan penyensoran, kata badan pengawas itu.

"Banyak yang akan mengundurkan diri untuk bekerja secara sembunyi-sembunyi agar bebas melaporkan apa yang terjadi dan menghindari polisi," jelasnya, masih melansir sumber yang sama.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini