News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Biden Minta Badan Intelijen Selidiki Asal Usul COVID-19, China: Politisasi akan Hambat Penyelidikan

Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi virus corona - Presiden Joe Biden memerintahkan Badan Intelijen Amerika Serikat untuk menyelidiki asal usul virus corona (COVID-19) dalam 90 hari.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joe Biden memerintahkan Badan Intelijen Amerika Serikat untuk melapor kepadanya dalam tiga bulan ke depan tentang asal-usul virus corona (COVID-19).

Biden meminta Badan Intelijen AS untuk memastikan apakah COVID-19 pertama kali muncul di China dari sumber hewan atau dari kecelakaan laboratorium.

"Badan Intelijen harus melipatkandakan upaya mereka untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang dapat membawa kita lebih dekat ke kesimpulan yang pasti, dan melaporkan kembali kepada saya dalam 90 hari," kata Joe Biden dikutip dari Channel News Asia.

Adam Schiff, Ketua Komite Intelijen DPR, meminta China untuk segera datang demi menghindari kesimpulan prematur atau bermotif politik.

"Hambatan terus-menerus dari Beijing terhadap pemeriksaan yang transparan dan komprehensif terhadap fakta dan data yang relevan tentang sumber virus corona hanya dapat menunda pekerjaan penting yang diperlukan untuk membantu dunia mempersiapkan diri dengan lebih baik sebelum potensi pandemi berikutnya," kata Schiff.

"Meskipun demikian, saya yakin bahwa (komunitas intelijen) dan elemen lain dari pemerintah kami akan terus mengejar semua kemungkinan petunjuk dan memberikan temuan terbaru berbasis bukti yang sejalan dengan persyaratan 90 hari Presiden," sambungnya.

Baca juga: Update Corona Global 27 Mei 2021 Siang: India Catat 27,3 Juta Kasus Infeksi Covid

Baca juga: Wamenkes Perkirakan Puncak Kenaikan Kasus Positif Covid-19 Pasca Lebaran Terjadi Juni 2021

Sementara itu, Kedutaan Besar China di Amerika Serikat mengatakan, mempolitisasi asal-usul COVID-19 hanya akan menghambat penyelidikan lebih lanjut dan merusak upaya global untuk mengekang pandemi.

Pada Rabu (26/5/2021) malam, dalam sebuah pernyataan di situsnya, Kedutaan China mengatakan beberapa kekuatan telah terpaku pada manipulasi politik dan permainan menyalahkan.

Ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersiap untuk memulai studi fase kedua tentang asal-usul COVID-19, China berada di bawah tekanan untuk memberi penyelidik lebih banyak akses di Wuhan.

China telah berulang kali membantah laboratorium itu bertanggung jawab, dengan mengatakan Amerika Serikat dan negara lain berusaha mengalihkan perhatian dari kegagalan mereka sendiri untuk menahan virus.

Yanzhong Huang, rekan senior untuk kesehatan global di Council on Foreign Relations di Washington, mengatakan kurangnya keterbukaan China adalah faktor utama di balik kebangkitan teori kebocoran laboratorium.

"Tidak ada yang benar-benar baru di sana untuk membuktikan hipotesis tersebut," katanya dikutip dari Channel News Asia.

"Dalam penyelidikan asal usul pandemi, sangat penting memiliki transparansi untuk membangun kepercayaan pada hasil penyelidikan," lanjutnya.

Tabloid Global Times, bagian dari kelompok surat kabar People's Daily Partai Komunis yang berkuasa, mengatakan pada Rabu (26/5/2021) malam bahwa jika teori kebocoran laboratorium akan diselidiki lebih lanjut, Amerika Serikat juga harus mengizinkan penyelidik masuk ke fasilitasnya sendiri, termasuk laboratorium di Fort Detrick.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini