News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyadapan

Amerika Dibantu Denmark Mata-Matai Pejabat Tinggi Eropa, Biden Dilaporkan Terlibat

Editor: hasanah samhudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Poster dukungan terhadap Edward Snowden di depan Gedung Putih.

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat bersama Denmark memata-matai sejumlah pemimpin Eropa, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel.

Radio Denmark, Danmarks Radio (DR) menyebutkan Minggu (30/5) waktu setempat, bahwa laporannya merupakan hasil penyelidikan internal yang dilakukan oleh Badan Intelijen Pertahanan Denmark (FE) pada tahun 2014 dan 2015.

DR mengutip sembilan sumber yang tidak disebutkan namanya yang memiliki akses ke informasi rahasia tersebut.

Menurut penyelidikan, Badan Keamanan Nasional AS (National Security Agency - NSA) menggunakan kolaborasi dengan FE untuk menyadap jaringan informasi Denmark untuk memata-matai pejabat senior di Swedia, Norwegia, Prancis, dan Jerman dari 2012 hingga 2014.

DR juga melaporkan bahwa selain Merkel, NSA juga memata-matai Menteri Luar Negeri Jerman saat itu Frank-Walter Steinmeier dan mantan pemimpin oposisi Jerman Peer Steinbruck.

Baca juga: Buntut Ketegangan AS-China, Elon Musk Siap Tutup Pabrik Tesla Jika Dpakai untuk Spionase

Penyelidikan menemukan NSA memiliki akses ke aliran data ekstensif melalui jaringan internet dari dan ke Denmark. Yang disadap juga termasuk pesan teks, panggilan telepon,  hingga lalu lintas internet termasuk penelusuran, obrolan, dan layanan pesan.

Denmark, sekutu dekat AS, menjadi tuan rumah beberapa stasiun pendaratan utama untuk kabel internet bawah laut ke dan dari Swedia, Norwegia, Jerman, Belanda, dan Inggris.

Salah satu sumber DR menggambarkan akses FE ke kabel memiliki "signifikansi strategis" untuk hubungan antara AS dan Denmark.

FE meluncurkan investigasi internal - dengan nama kode "Operation Dunhammer" - menyusul kekhawatiran tentang kebocoran Edward Snowden pada 2013 yang mengungkap cara kerja NSA. Snowden, mantan kontraktor NSA, menutup program mata-mata massal AS.

Namun setelah menerima temuan Dunhammer, kata DR, manajemen puncak FE saat itu tidak membatalkan kolaborasi dengan NSA.

Baca juga: Biden Minta Intel Selidiki Muasal Virus Corona, China Balik Tantang AS

Menteri Pertahanan Denmark Trine Bramsen, yang mengambil alih portofolio pertahanan pada Juni 2019, diberitahu tentang mata-mata tersebut pada Agustus tahun lalu. Pada bulan yang sama, dia mencopot kepala Badan Intelijen Pertahanan dan tiga pejabat lainnya.

DR mengatakan Bramsen menolak untuk mengomentari laporannya tetapi mengatakan kepada penyiar bahwa "penyadapan sistematis dari sekutu dekat tidak dapat diterima".

Biden 'sangat terlibat'

Di Washington, NSA tidak segera membalas permintaan konfirmasi yang dilayangkan kantor berita Reuters, sementara Kantor Direktur Intelijen Nasional (DNI) juga menolak berkomentar, seperti dilaporkan Aljazeera hari ini.

Snowden, mantan kontraktor NSA yang menjadi pembisik (whistleblower), menuduh Presiden AS Joe Biden "sangat terlibat" dalam kasus tersebut.

“Biden sangat siap untuk menjawab ini jika ia mengunjungi Eropa nanti, karena  dia sangat terlibat dalam skandal ini sejak awal. Harus ada leterbukaan public atas kasus ini, tidak saja dari Denmark tetapi juga dari mitra senior mereka (AS, red),” ujarnya melalui twitternya.

Baca juga: Biden dan Putin akan Adakan Pertemuan Puncak di Swiss pada 16 Juni 2021

Seorang juru bicara Kanselir Jerman mengatakan kepada Reuters bahwa mereka baru mengetahui tuduhan itu ketika ditanya tentang mereka oleh wartawan. Juru bicara menolak berkomentar lebih lanjut.

Steinbruck, mantan pemimpin oposisi Jerman, mengutuk tuduhan mata-mata AS.

"Sungguh aneh bahwa badan intelijen yang bersahabat benar-benar menyadap dan memata-matai pemimpin negara lain," katanya kepada penyiar Jerman, ARD. “ Secara politis, saya menganggapnya sebagai skandal,” katanya.

Menteri Pertahanan Swedia Peter Hultqvist mengatakan kepada penyiar SVT Swedia bahwa dia "menuntut informasi lengkap tentang hal-hal ini".

Dan Menteri Pertahanan Norwegia Frank Bakke-Jensen mengatakan kepada penyiar NRK bahwa dia "menanggapi tuduhan itu dengan serius".

Baca juga: Terungkap, Profesor Korea Ternyata Dapat Dana dari Badan Intelijen untuk Menjelek-jelekkan Jepang

Pemerintah Prancis pada hari Senin ini  mengatakan tuduhan itu "sangat serius" jika terbukti.

"Ini sangat serius, kami perlu melihat apakah mitra kami di UE, Denmark, telah melakukan kesalahan atau kesalahan dalam kerja sama mereka dengan layanan Amerika," kata Menteri Eropa Clement Beaune kepada radio France Info.

“Antar sekutu harus ada kepercayaan, kerja sama minimal, jadi potensi fakta ini serius,” kata Menkeu. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini