News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Olimpiade Tokyo

10.000 Orang Mundur sebagai Sukarelawan Olimpiade Tokyo

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang-orang mengambil bagian dalam protes terhadap penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 di luar museum Olimpiade di Tokyo pada 9 Mei 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo mengatakan sekitar 10.000 dari 80.000 orang mundur dari sukarelawan Olimpiade, pada Selasa (1/6/2021).

Dilansir NHK, mundurnya sukarelawan Olimpiade Tokyo dimulai pada Februari 2021, setelah ketua panitia penyelenggara Mori Yoshiro mendapat kecaman atas pernyataannya yang dianggap menghina perempuan.

Bahkan setelah Mori mengundurkan diri dari jabatannya untuk bertanggung jawab atas pernyataannya, lebih banyak sukarelawan yang mengundurkan diri.

Baca juga: Jepang Pertimbangkan Aturan Negatif Tes Covid-19 Bagi Penonton Olimpiade Tokyo

Papan nama JTB sebagai sponsor Olimpiade Paralimpiade (Foto Iwashita/Aera)

Alasan mundurnya para sukarelawan seputar faktor-faktor lain, seperti ketakutan akan infeksi atau perubahan di lingkungan kerja.

Direktur Jenderal Komite Muto Toshiro mengatakan dia yakin ada beberapa orang yang merasa sulit untuk menjadi sukarelawan mengingat jadwal mereka.

Muto menyarankan bahwa penarikan begitu banyak sukarelawan tidak akan menimbulkan masalah, mengutip langkah-langkah seperti kemungkinan beberapa sukarelawan bekerja untuk Olimpiade dan Paralimpiade.

Baca juga: Menteri Olimpiade Jepang Minta Atlet dan Ofisial Vaksinasi dan Tes PCR di Negara Masing-masing

Poster Olimpiade dan Paralimpiade di Kantor Sekretariat Olimpiade Jepang. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Dokter Layanan Medis juga Mengundurkan Diri

NHK melaporkan, dokter yang bertanggung jawab atas layanan medis di Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo juga mengundurkan diri.

Beberapa di antaranya mengaku jadwal kerja mereka padat.

Panitia penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo berencana untuk menugaskan dokter yang disebut Venue Medical Officer, atau VMO, ke setiap lokasi.

Anggota VMO, termasuk dokter medis darurat di rumah sakit universitas, mengawasi staf medis dalam merawat atlet dan penonton jika mengalami demam, atau setelah bencana dan aksi terorisme.

Nantinya, di lokasi kompetisi selama Olimpiade Tokyo, ruang medis untuk atlet dan ruang terpisah untuk penonton harus disiapkan.

Tenda juga disiapkan untuk mengisolasi orang yang demam.

Baca juga: Ini Penyebab Carolina Marin Tidak Jadi Ikut Olimpiade Tokyo 2020

Ditunda karena Pandemi

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini