TRIBUNNEWS.COM, CARBIS BAY - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengharapkan Kelompok Tujuh (G-7) setuju untuk menyumbangkan 1 miliar dosis vaksin Covid-19 untuk negara-negara miskin.
Keputusan ini dicapai selama pertemuan puncaknya yang dimulai pada Kamis (10/6), dan membantu vaksinasi dunia pada akhir tahun depan tahun.
Johnson mengatakan Inggris akan memberikan setidaknya 100 juta dosis kelebihan vaksin ke negara-negara termiskin.
Beberapa jam sebelumnya, Presiden AS Joe Biden berjanji untuk meningkatkan usaha melawan virus corona dengan sumbangan 500 juta suntikan Pfizer.
Johnson telah meminta para pemimpin G7 untuk berkomitmen untuk memvaksinasi seluruh dunia pada akhir tahun 2022, dan mengharapkan kelompok ini menjanjikan 1 miliar dosis selama pertemuan puncak tiga hari di resor tepi laut Inggris, Carbis Bay.
Baca juga: Biden: AS Akan Bagikan 25 Juta Dosis Vaksin Covid-19 untuk Dunia
“Sebagai hasil dari keberhasilan program vaksin Inggris, kami sekarang berada dalam posisi untuk membagikan sebagian dosis berlebih kami kepada mereka yang membutuhkannya,” kata Johnson pada hari Jumat, menurut kutipan pengumuman yang dirilis oleh kantornya.
"Dengan melakukan itu, kami akan mengambil langkah besar untuk mengalahkan pandemi ini untuk selamanya,” katanya.
Covid-19 telah menewaskan sekitar 3,9 juta orang dan merusak ekonomi global, dengan infeksi dilaporkan di lebih dari 210 negara dan wilayah sejak kasus pertama diidentifikasi di China pada Desember 2019.
Inggris telah memberikan dosis pertama kepada 77 persen populasi orang dewasanya dan Amerika Serikat 64 persen
G-7 mengatakan pandemi hanya akan berakhir setelah semua negara divaksinasi.
Komitmen tersebut menandai awalupaya mendorong mengatasi varian virus Corona. Namun perlu tindakan lebih jauh, dan lebih cepat, mengingat ada hamper delapan miliar orang yang harus divaksin dengan dua dosis.
Baca juga: Jill Biden Pakai Blazer Bertuliskan “LOVE”, Pesan Khusus untuk Melanie Trump?
"Tujuan G7 untuk memberikan 1 miliar dosis harus dilihat sebagai minimum absolut, dan kerangka waktu perlu dipercepat," kata Lis Wallace dari kelompok kampanye anti-kemiskinan ONE.
"Kami sedang berlomba dengan virus ini dan semakin lama memimpin, semakin besar risiko varian baru yang lebih berbahaya yang merusak kemajuan global,” katanya.
Dari 100 juta dosis Inggris, 80 juta akan disumbangkan ke program COVAX yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sisanya akan dibagikan secara bilateral dengan negara-negara yang membutuhkan.
Johnson dan Biden menyerukan rekan-rekan pemimpinnya untuk membuat janji serupa dan bagi perusahaan farmasi untuk mengadopsi model Oxford-AstraZeneca dalam menyediakan vaksin dengan biaya selama pandemi.
Membiarkan negara-negara miskin untuk menangani pandemi sendirian berisiko memungkinkan virus bermutasi lebih lanjut dan menghindari vaksin. Badan amal juga mengatakan bahwa dukungan logistik akan diperlukan untuk membantu mengelola sejumlah besar vaksin di negara-negara miskin.
Baca juga: PM Inggris Boris Johnson Disebut Mengatakan Lebih Baik Lihat Tumpukan Mayat Dibanding Lockdown
Dosis Inggris akan diambil dari stok yang telah dibeli untuk program domestiknya, dan akan datang dari pemasok Oxford-AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, Janssen, Moderna dan lainnya. (Tribunnews.com/CNA/Hasanah Samhudi)