TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Walikota Moskow Sergei Sobyanin Sabtu (12/6) waktu setempat mengumumkan "minggu tidak bekerja" di ibukota Rusia.
Para pekerja yang tidak vital disuruh tinggal di rumah, karena kasus Covid-19 mencapai level tertinggi dalam enam bulan.
Keputusan itu menandai perubahan sika[ otoritas Rusia, dibandingkan pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya yang berulang kali bersikeras bahwa Rusia telah menangani pandemi lebih baik daripada kebanyakan negara.
"Selama seminggu terakhir, situasi penyebaran infeksi virus corona telah memburuk secara tajam," kata Sobyanin di situs webnya ketika kota itu mencatat 6.701 infeksi harian, jumlah tertinggi sejak Desember tahun lalu.
Sobyanin menambahkan bahwa "ribuan" tempat tidur rumah sakit telah digunakan kembali untuk pasien virus corona.
Baca juga: Putin Terima Suntikan Vaksin Virus Corona Secara Tertutup, Jubir Kremlin: Percayalah Kata-kata Kami
"Kami tidak bisa tidak bereaksi terhadap situasi seperti itu," katanya.
"Untuk menghentikan peningkatan penularan dan menyelamatkan nyawa orang, hari ini saya menandatangani dekrit yang mengatur hari tidak bekerja antara 15-19 Juni,” katanya.
Perintah itu memengaruhi semua karyawan di ibu kota Rusia, kota berpenduduk 12 juta, kecuali pekerja esensial.
Pekerja non-esensial tidak diharuskan bekerja dari rumah selama periode tersebut, tetapi tetap akan menerima gaji mereka.
Bersamaan dengan akhir pekan dan hari libur nasional pada 14 Juni, itu berarti sebagian besar pekerja Moskow tidak akan bekerja hingga 20 Juni.
Baca juga: Putin Tepis Kritik Uni Eropa terhadap Vaksin Virus Corona Sputnik V Rusia
Walikota juga mengumumkan penutupan food court dan taman bermain.
Sementara restoran, bar, dan klub akan dilarang melayani pelanggan antara pukul 11 malam hingga 6 pagi.
Sobyanin juga meminta pengusaha untuk memindahkan setidaknya 30 persen karyawan yang tidak divaksinasi untuk bekerja dari rumah setelah penutupan selama seminggu.
Vaksinasi Lambat