TRIBUNNEWS.COM - Direktur Jenderal (Dirjen) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan soal teori bocornya virus Covid-19 dari laboratorium China dibahas para pemimpin dunia pada KTT G7 di Cornwall, Sabtu (12/6/2021).
Melansir Independent, Dr Tedros mengatakan bahwa China belum bekerja sama sepenuhnya dengan bagian pertama penyelidikan internasional tentang asal mula wabah.
Ia juga meminta Beijing untuk meningkatkan transparansi demi "menghormati" para korban penyakit tersebut.
Ada kontroversi yang berkembang mengenai penyebab wabah yang dimulai di kota Wuhan di China pada akhir 2019, dengan meningkatnya tantangan terhadap teori dominan yang menyalahkan "pasar basah" di mana hewan liar dijual untuk dikonsumsi.
China membantah anggapan bahwa pandemi pembunuh itu bisa dipicu oleh kebocoran virus buatan manusia dari laboratorium penelitian keamanan tinggi di kota itu.
Baca juga: WHO Bentuk Yayasan untuk Perluas Pendanaan, Dr Tedros: Bukan Tanggapan atas Ancaman Trump
Baca juga: WHO Puji Program Vaksinasi Covid-19 di Indonesia
Berbicara melalui tautan video ke KTT G7 di Cornwall, Dr Tedros menyebut tidak ada cukup "transparansi dan kerja sama" dari China pada tahap awal penyelidikan.
Dr Tedros mengatakan bahwa teori kebocoran laboratorium dibahas pada sesi kesehatan KTT G7 di mana para pemimpin diberi pengarahan tentang inisiatif global baru untuk menghentikan transfer penyakit yang dibawa hewan ke populasi manusia di masa depan sebelum berkembang menjadi pandemi.
"Itu dimunculkan, dan kami membahas asal-usulnya," kata kepala WHO itu.
Baca juga: Mengapa WHO Sebut Varian B.1.617.2 Sebagai Delta? Ini Penjelasannya
Baca juga: WHO Akui Tak Dapat Paksa China untuk Bocorkan Lebih Banyak Info tentang Asal-usul Covid-19
Dia menambahkan lebih dari 176 juta orang telah dikonfirmasi positif Covid - dan ini sebenarnya di bawah perkiraan, bisa lebih.
Sejauh ini hampir 3,8 juta orang telah meninggal.
"Studi asal (usul) adalah sesuatu yang sangat serius bagi WHO. Kami akan membutuhkan kerja sama dari pihak China, kami akan membutuhkan transparansi untuk memahami dan menemukan asal mula virus ini," tegasnya.
"Seperti yang saya tunjukkan setelah laporan (ke tahap pertama penelitian) dirilis, ada kesulitan dalam berbagi data," jelasnya.
"Saya berharap di tahap kedua ini ada kerja sama dan transparansi yang lebih baik sehingga kita bisa masuk ke akar asal virus.”
Baca juga: Target WHO dalam Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia
WHO Akui Tak Dapat Paksa China untuk Bocorkan Lebih Banyak Info tentang Asal-usul Covid-19
Pejabat tinggi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak dapat memaksa China untuk membocorkan lebih banyak data tentang asal-usul virus corona.
Oleh karenanya, WHO akan mengusulkan penelitian untuk memahami di mana virus itu muncul ke "tingkat berikutnya" (mutasi).
Melansir Al Jazeera, ditanya reporter bagaimana WHO akan 'memaksa' China agar lebih terbuka, Mike Ryan, Direktur Program Kedaruratan WHO mengatakan, "WHO tidak memiliki kekuatan untuk memaksa siapa pun dalam hal ini.”
"Kami sangat mengharapkan kerja sama, masukan, dan dukungan dari semua negara anggota kami dalam upaya itu,” kata Ryan, Senin (7/6/2021).
Baca juga: Filipina Setujui Vaksin Pfizer untuk Digunakan Pada Anak Berusia 12-15 Tahun
Baca juga: Lebih dari Setengah Kasus Covid-19 di Indonesia Berasal dari Pulau Jawa
Ada teori yang ramai dibicarakan bahwa virus corona berasal dari hewan, yaitu kelelawar lalu menular ke manusia, atau virus itu berasal dari kebocoran laboratorium di Wuhan, China.
Al Jazeera menulis, teori kebocoran Lab Wuhan baru-baru ini menjadi subyek perdebatan publik setelah beberapa ilmuwan terkemuka menyerukan penyelidikan penuh atas asal-usul virus.
China telah berulang kali membantah, laboratorium itu bertanggung jawab atas wabah tersebut.
Anggota tim WHO yang mengunjungi China awal tahun ini untuk mencari asal-usul COVID-19 mengatakan, mereka tidak memiliki akses ke semua data, mendorong perdebatan lanjutan tentang transparansi negara tersebut.
Baca juga: Mengapa WHO Sebut Varian B.1.617.2 Sebagai Delta? Ini Penjelasannya
Mantan Presiden AS Donald Trump dan para pendukungnya secara konsisten memperkuat teori konspirasi bahwa China sengaja membocorkan virus tersebut.
Menteri Luar Negeri AS saat itu, Mike Pompeo tahun lalu bersikeras bahwa ada "bukti signifikan" bahwa virus itu berasal dari laboratorium.
Berita lain terkait dengan KTT G7
Berita lain terkait dengan Asal-usul Covid-19
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)