Dia mengganti nama partai Rumah Yahudi sebagai Yamina (Kanan) pada tahun 2018, dan merupakan bagian dari koalisi Netanyahu yang gagal pada tahun yang sama.
Namun Netanyahu tidak mengajaknya bergabung dalam pemerintahannya Mei tahun lalu. Hal ini dilihat pengamat sebagai bentuk ketidaksukaan Netanyahu terhadap Bennett, meski ideologi mereka sama.
Baca juga: Tangan Jurnalis Al Jazeera Patah Saat Ditangkap Pasukan Israel
Bennett lahir di Kota Haifa, Israel, dari keluarga imigran San Francisco.
Penganut Yahudi Ortodoks ini menghabiskan Sebagian masa kecilnya di Amerika Utara.
Ia menyelesaikan sekolahnya di Fakultas Hukum Hebrew University, Yerusalem. Dan pada tahun 1999, mendirikan perusahaan start-up dan pindah ke New York.
Namun akhirnya ia menjual perusahaannya Cyota, kepada perusahaan keamanan AS, RSA, senilai 145 juta dolar AS pada 2005.
Sosok baru Perdana Menteri Israel Naftali Bennett ini tidak terlalu menggembirakan Palestina. Kehadiran Bennett diperkirakan akan merusak perundingan damai dan upaya menjadikan negara Palestina Merdeka.
Baca juga: Nasib Perdana Menteri Benjamin Netanyahu Ditentukan Malam Ini
Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengatakan, pemerintah akan menjadi "ekstrem kanan" dan tidak berbeda dengan pemerintahan yang dipimpin oleh Netanyahu.
Bennett dikenal sebagai sosok dengan komentar keras dan pedas tentang Palestina.
Pada 2013, dia menyebut Palestina sebagai teroris. “Teroris Palestina harus dibunuh, bukan dibebaskan,” katanya waktu itu.
Dia bahkan telah menimbulkan kontroversi dalam beberapa kesempatan. Seperti pernyataannya bahwa Tepi Barat tidak sedang diduduki karena "tidak pernah ada negara Palestina di sini".
Ia juga mengatakan, “konflik Israel-Palestina tidak dapat diselesaikan tetapi harus dipertahankan.”
Baca juga: Karyawan Facebook Protes, Tuntut Konten Pro-Palestina Tidak Dihapus
Ia pernah mengatakan, pembentukan negara Palestina sama dengan Israel bunuh diri. Ia merujuk pada masalah keamanan Israel nantinya.
Tahun lalu, saat pemerintahan Netanyahu melanjutkan aneksasi di Tepi Barat beberapa bulan terakhir pemerintahan Trump, Bennett yang saat itu menjadi menteri pertahanan Netanyahu, mengatakan "momentum pembangunan pemukiman israel di negara itu jangan dihentikan, bahkan sedetik pun."