News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerintahan Baru Israel di Mata PM Palestina: Sama Buruknya dengan Era Netanyahu

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin partai Yemina Israel, Naftali Bennett, menyampaikan pernyataan politik di Knesset, Parlemen Israel, di Yerusalem, pada 30 Mei 2021. Kelompok garis keras nasionalis Naftali Bennett mengatakan hari ini dia akan bergabung dengan koalisi pemerintahan yang dapat mengakhiri pemerintahan pemimpin terlama di negara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Palestina menyebut pemerintahan baru Israel sama buruknya dengan pemerintahan sebelumnya.

Dilansir The Guardian dan CNA, sebelumnya PM Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan bahwa penggulingan Benjamin Netanyahu menutup salah satu "periode terburuk" konflik Israel-Palestina.

"Kepergian perdana menteri Israel setelah 12 tahun berkuasa menandai berakhirnya salah satu periode terburuk dalam sejarah konflik Israel-Palestina," kata Shtayyeh menjelang pertemuan kabinet mingguan Otoritas Palestina pada Senin (14/6/2021).

Namun, kata dia, Perdana Menteri Israel sekarang, Naftali Bennett sama buruknya dengan yang sebelumnya.

Baca juga: POPULER Internasional: Pria Turunkan BB 80 Kg dalam Setahun | Profil PM Israel Naftali Bennett

Baca juga: Pandangan Iran Terhadap Pemerintahan Baru Israel di Bawah Kepemimpinan Naftali Bennett

Naftali Bennett (empat dari kiri) bersama Yair Lapid (tiga dari kiri) dan anggota kabinet lainnya (the straits times)

"Kami tidak melihat pemerintahan baru ini lebih baik dari yang sebelumnya, dan kami mengutuk pengumuman perdana menteri baru Naftali Bennett untuk mendukung permukiman Israel," kata Mohammad Shtayyeh.

Dia merujuk pada gerakan ratusan pemukim Yahudi yang menginvasi lahan di Tepi Barat Palestina.

"Pemerintah baru tidak memiliki masa depan jika tidak mempertimbangkan masa depan rakyat Palestina dan hak-hak mereka yang sah," tambah Shtayyeh.

Diketahui pada Minggu (13/6/2021), parlemen Israel dengan suara tipis memilih Naftali Bennett sebagai perdana menteri baru.

Bennett berkoalisi dengan partai sayap kanan, tengah, dan sayap kiri, serta partai konservatif Islam di Israel.

Bennet, seorang mantan pemimpin pemukim Yahudi di Palestina, mengatakan bahwa Israel berada "pada awal hari yang baru" setelah terpilih pada Minggu.

Menurut laporan Guardian, PM Bennett mengesampingkan negara Palestina dan ingin Israel punya kendali penuh atas tanah yang diduduki.

Bennett sebelumnya menyerukan Israel agar lebih kuat dalam serangannya di Jalur Gaza, Palestina.

Diketahui, Bennett pernah menjadi kepala staf mantan PM Netanyahu sekaligus bergabung dalam Partai Likud.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pernyataan politik di Knesset, Parlemen Israel, di Yerusalem, pada 30 Mei 2021. Kelompok garis keras nasionalis Naftali Bennett mengatakan hari ini dia akan bergabung dengan koalisi pemerintahan yang dapat mengakhiri pemerintahan pemimpin terlama di negara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. (YONATAN SINDEL / POOL / AFP)

Pada Senin (14/6/2021), Bennett dan Netanyahu mengadakan pertemuan 30 menit untuk serah terima kekuasaan secara resmi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini