Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Toko kue Christie's Bakery, yang terletak di kota Jenewa, Swiss, telah membuat kue secara khusus untuk menghormati Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) antara Rusia dan Amerika Serikat (AS).
KTT tersebut rencananya akan diadakan di kota itu pada 16 Juni mendatang.
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (16/6/2021), pemilik Christie's Bakery, Olga Johnson mengatakan bahwa kue itu sengaja dibuat karena momen penting ini tidak hanya dapat berdampak pada kedua negara saja, namun juga dunia termasuk Swiss.
"KTT Rusia dan AS, yang akan diadakan di Jenewa ini adalah peristiwa bersejarah, tidak hanya penting untuk Swiss dan dua negara itu saja, namun juga bagi seluruh dunia. Dan untuk menghormati momen ini, kami memutuskan untuk membuat kue," kata Johnson.
Baca juga: Biden Sependapat dengan Putin soal Hubungan AS-Rusia, Kini Berada di Titik Rendah
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Menolak Berdampingan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin Saat Jumpa Pers
Kue ini dibuat dalam bentuk yang menyerupai kartu pos, dengan tulisan 'Peace of cake' yang bermakna ganda.
Pada bagian frostingnya dihiasi gambar bendera dan beberapa simbol kedua negara, seperti samovar Rusia dan boneka matryoshka, serta cupcake Amerika dan segelas Coca-Cola.
"Ide kue kami adalah menggabungkan budaya Rusia dan Amerika, karena kami memiliki penganan internasional, dan kue ini mewujudkan konsep kami. Di satu sisi, ini adalah kue rasa madu, kue tradisional Slavia, Rusia. Dan di sisi lain, ini adalah red velvet yang lebih dikenal sebagai kue Amerika," jelas Johnson.
KTT mendatang yang akan mempertemukan Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari AS, Presiden Joe Biden, akan menjadi pertemuan kali pertama para pemimpin Rusia dan AS selama hampir tiga tahun.
Pada kesempatan ini, pihak berwenang Jenewa pun telah menerapkan langkah-langkah keamanan yang belum pernah dilakukan sebelumnya, termasuk pemblokiran lalu lintas di bagian tengah kota pada hari digelarnya KTT.
Jet tempur, 900 personel polisi, dan 1.000 personel militer juga akan dikerahkan untuk memastikan keamanan kedua pemimpin dunia ini.