TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan-o-cha mengumumkan dalam pidatonya pada Rabu kemarin bahwa negara itu berencana membuka kembali perbatasan untuk turis internasional dalam 120 hari ke depan.
"Sekarang saatnya bagi kita untuk melihat lebih jauh ke masa depan dalam membuka kembali negara untuk menyambut kembalinya wisatawan kembali ke Thailand. Ini adalah sarana penting untuk meringankan kesulitan yang dihadapi oleh orang-orang yang sudah lama tidak bisa mencari nafkah," kata Prayut.
Ia kemudian menjelaskan bahwa pemerintah Thailand memutuskan kembali membuka perbatasan terhitung Rabu kemarin hingga sekitar 4 bulan mendatang.
"Hari ini, saya ingin memberitahu anda bahwa saya berencana untuk membuka kembali Thailand dalam waktu 120 hari, terhitung sejak hari ini," tegas Prayut.
Baca juga: Cek Cara Dapat Stimulus Covid-19 dari Pemerintah, Diskon Listrik Bulan Juni 2021
Target yang ditetapkan olehnya akan menetapkan pembukaan kembali negara itu hingga sekitar pertengahan Oktober 2021.
Ia juga meminta tujuan wisata utama untuk dibuka lebih cepat jika telah menunjukkan kesiapan.
Para pelancong yang telah divaksinasi virus corona (Covid-19) pun harus dibebaskan dari aturan karantina.
"Wisatawan yang telah menyelesaikan vaksinasi mereka harus dapat melakukan perjalanan ke Thailand tanpa karantina atau pembatasan apapun, karena itu akan menyebabkan ketidaknyamanan," jelas Prayut.
Sementara bagi warga Thailand yang hendak bepergian ke luar negeri, jika mereka telah menyelesaikan vaksinasi, maka harus dibebaskan dari karantina saat kembali ke Thailand," papar Prayut.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (17/6/2021), dalam pidatonya, Prayut juga menekankan bahwa Thailand telah berkoordinasi dengan 6 produsen vaksin dunia yakni Pfizer, Moderna, AstraZeneca, Sinovac dan Sinopharm serta telah mengamankan 105,5 juta dosis vaksin Covid-19.
"Semuanya akan mulai dikirimkan pada tahun ini," tutur Prayut.
Menurutnya, lebih dari 10 juta dosis diharapkan diberikan kepada warga setiap bulan, jika ada cukup vaksin yang dikirimkan dari 6 produsen vaksin itu setiap bulannya.
Pada awal Oktober mendatang, kata dia, seharusnya ada 50 juta warga Thailand yang menerima vaksin dosis pertama.
Sementara itu, pemerintah Thailand akan terus menyediakan lebih banyak vaksin untuk tahun depan.
"Saya tahu betul bahwa keputusan saya hari ini memiliki risiko karena begitu kita membuka kembali negara kita, tidak peduli seberapa baik kita telah mempersiapkannya, ada lebih banyak infeksi yang mungkin terjadi. Namun, setelah menilai situasi dan mempertimbangkan kelangsungan hidup dan mata pencaharian masyarakat, inilah saatnya bagi kita untuk mengambil risiko bersama," pungkas Prayut.