TRIBUNNEWS.COM - Ahli Paru India sekaligus Peneliti Medis dan Direktur Institut Genomics and Integrative Biology (IGIB), Dr Anurag Agarwal membantah varian baru Delta Plus yang ditemukan di India bisa memicu gelombang ketiga Covid-19.
Menurutnya, belum ada bukti untuk menyebut varian Delta Plus dapat memicu lonjakan kasus Covid-19.
"Pada titik ini, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Delta Plus ada hubungannya dengan kemungkinan gelombang ketiga."
"Saya tidak melihat alasan apa pun bagi orang-orang untuk panik karena Delta Plus secara signifikan lebih buruk daripada Delta atau menciptakan gelombang ketiga yang besar."
"Sama sekali tidak ada bukti untuk itu," kata Dr Anurag saat berbincang di NDTV, dikutip dari India.com, Kamis (24/6/2021).
Baca juga: 90 Persen Kasus Baru Covid-19 di Uni Eropa akan Didominasi Varian Delta
Baca juga: Varian Delta Bisa Menular Hanya dengan Berpapasan? Pakar: Masih Perlu Penelitian Ilmiah
Dr Anurag mengungkapkan, meski temuan varian Delta Plus cukup banyak, varian yang pertama kali ditemukan di Eropa itu tidak membuat laju penularan Covid-19 semakin melonjak.
"Institut saya telah mengurutkan lebih dari 3.500 sampel dari Maharashtra pada bulan Juni, mencakup sampel dari April dan Mei."
"Kita dapat melihat bahwa ini (varian Delta Plus) sangat banyak. Namun ini akan menjadi kurang dari satu persen," lanjutnya.
Namun, ia tetap memperingatkan agar masyarakat tidak kendor dalam menerapkan protokol kesehatan meski gelombang kedua menunjukkan tanda-tanda mereda di India.
Ia juga menekankan, varian Delta manapun tetap menjadi varian yang butuh perhatian khusus dari masyarakat.
Temuan Varian Delta Plus ada di 9 Negara
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan India menyatakan pada Selasa (22/6/2021), terdapat varian AY.1 yang diidentifikasi secara lokal sebagai Delta Plus.
Varian tersebut ditemukan di seluruh negara bagian di Maharashtra, Kerala dan Madhya Pradesh sebanyak 22 kasus.
Kementerian mengatakan, varian Delta Plus menunjukkan peningkatan penularan dan menyarankan ketiga negara bagian untuk meningkatkan pengujian.
Baca juga: Khawatir Picu Gelombang Ketiga Covid-19, India Beri Perhatian Serius Varian Delta Plus
Baca juga: India Laporkan Temuan Varian Baru Covid-19 Delta Plus
"Berdasarkan temuan baru-baru ini dari INSACOG (Indian SARS-CoV-2 Genomic Consortia), Kementerian Kesehatan telah memperingatkan dan memberi tahu Maharashtra, Kerala dan Madhya Pradesh mengenai varian Delta Plus dari Covid-19 yang ditemukan di negara-negara bagian ini," tulis pernyataan kementerian pada Rabu (23/6/2021).
INSACOG adalah konsorsium badan medis dan ilmiah utama India, termasuk Dewan Penelitian Medis India dan Dewan Penelitian Ilmiah dan Industri.
Konsorsium tersebut tidak hanya ditugaskan untuk mengurutkan seluruh genom virus, tetapi juga memberikan masukan tepat waktu tentang langkah-langkah respons kesehatan masyarakat yang tepat untuk diterapkan oleh negara bagian.
Dilansir Al Jazeera, pejabat kesehatan India telah mengidentifikasi tiga karakteristik varian Delta Plus.
"Yang pertama meningkatkan transmisibilitas, yang kedua lebih mengikat reseptor sel paru-paru, dan ada potensi pengurangan respons antibodi," kata salah satu pejabat kementerian, Elizabeth Puranam.
Baca juga: India Laporkan 22 Kasus Varian Corona Delta Plus, Berikut 8 Negara yang Terpapar Mutasi Varian Delta
Varian Delta Plus telah terbentuk karena mutasi varian Delta atau varian B.1.617.2, yang pertama kali ditemukan di India dan diyakini sebagai penyebab gelombang kedua virus yang ganas di negara tersebut.
Akibatnya, para ahli sempat khawatir hingga memperingatkan varian Delta Plus dapat memicu gelombang ketiga Covid-19.
Kementerian Kesehatan India juga mengatakan, varian Delta Plus juga telah teridentifikasi setidaknya di sembilan negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, Jepang, Rusia, India, Portugal, Swiss, Nepal, dan China.
(Tribunnews.com/Maliana)