Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah daerah telah berhenti menggunakan "tiket menonton kerja sama sekolah" untuk mengizinkan anak-anak menonton Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo.
Hal ini disebebkan kekhawatiran tentang risiko infeksi virus corona dan gelombang panas.
Sekitar 170.000 eksemplar telah dibatalkan di tiga prefektur yakni Chiba, Saitama, dan Kanagawa, di mana banyak tempat kompetisi berada.
Sebanyak 60 persen dari tiket yang dijamin oleh tiga prefektur dibatalkan oleh beberapa pemerintah daerah di kota tuan rumah, Tokyo.
Tiket kerja sama sekolah akan dibagikan murah oleh Panitia Penyelenggara Games sesuai keinginan pemerintah setempat di mana lokasi Olimpiade Tokyo berada.
Dan sekolah negeri dan swasta di Prefektur Iwate, Miyagi, Fukushima, dan lainnya yang dirusak oleh Gempa Jepang Timur 11 Maret 2011.
Baca juga: Tim Olimpiade Asing yang Tiba di Jepang akan Diperiksa Secara Ketat, Termasuk Para Pendamping
Pemerintah meminta mereka menonton kompetisi terutama pada siang hari.
Untuk tiket Olimpiade adalah 2020 yen (harga sekolah) dan Paralimpiade adalah antara 500-2020 yen, yang ditanggung oleh ibu kota, prefektur, dan kotamadya.
Menurut Panitia Penyelenggara, per Januari 2020, ada sekitar 1,28 juta permintaan pembelian secara nasional (600.000 Olimpiade dan 680.000 Paralimpiade).
Namun, karena penyebaran infeksi virus corona, pembatalan telah diterima sejak Januari 2021.
Pada Mei 2021, 38 pemerintah daerah dan sekolah meminta distribusi 86.866 eksemplar di Prefektur Saitama, tetapi pada 23 Juni 2021 sebanyak 76 persen, atau 66.080 eksemplar, dibatalkan.
Dua puluh tujuh pemerintah daerah telah membatalkan menonton pertandingan di semua sekolah.
Kota Saitama, tempat pertandingan sepak bola dan bola basket Olimpiade berada, menginginkan sekitar 23.000 tiket untuk ditonton oleh siswa sekolah menengah pertama.