TRIBUNNEWS.COM - Hampir setengah dari penduduk Australia mengalami lockdown karena negara sedang memerangi gelombang virus corona yang mempengaruhi hampir semua sudut untuk pertama kalinya selama pandemi.
Lebih dari 11 juta warga Australia kini harus menjalani pembatasan yang ketat setelah pemimpin sejumlah negara bagian di negara ini melakukan lockdown.
Lockdow ketat n ini dilakukan menyusul munculnya kasus-kasus Covid-19 varian Delta yang sangat menular.
Queensland adalah negara bagian yang terbaru melakukan lockdown. Para petugas setempat berjibaku selama 10 hari terakhir untuk melakukan tracing kontak menemukan kasus-kasus baru terkait dengan seorang wanita berusia 19 tahun yang terinfeksi varian Delta.
Petugas ini diberi waktu tiga hari, yaitu lamanya lockdown yang dikeluarkan Perdana Menteri Annastacia Palaszczuk yang benar-benar marah pada Queensland Tenggara, kota Townsville, Pulau Palm dan Pulau Magnetik.
Baca juga: Mulai 2 Juli 2021, Garuda Indonesia Hanya Melayani Rute Penerbangan ke Australia Melalui Sydney
"Selesaikan pekerjaan Anda, di mana pun Anda berada dan pulanglah," kata Kepala Petugas Kesehatan Queensland Dr Jeannette Young pada hari Selasa (29/6), ketika negara bagian itu diberitahu bahwa mereka menghadapi wabah virus yang mengkhawatirkan.
"Risikonya nyata dan kita perlu bertindak cepat," kata Palaszczuk.
"Kami harus bekerja keras dan kami harus melaju cepat,” ujarnya/
Krisis Covid-19 dan pemberlakuan lockdown akibat varian Delta dimulai di NSW, di mana sekitar 5,5 juta orang di Greater Sydney dikurung selama dua minggu karena klaster Bondi mendekati 150 kasus.
Northern Territory memerintahkan penguncian pandemi pertamanya pada akhir pekan, menempatkan sekitar 200.000 orang di Darwin di bawah pembatasan ketat setelah wabah terkait dengan tambang emas.
Baca juga: Varian Delta Ditemukan Pada Kasus Baru Covid-19 di Victoria Australia
Perdana Menteri Australia Barat Mark McGowan mempertahankan keibjakannya dalam menempatkan sekitar 2 juta orang di Perth dan Peel dalam penguncian empat hari pada Senin malam setelah hanya kasus baru ketiga.
Penguncian Queensland sangat luas, mencakup sekitar 5 juta orang, menjadikan total nasional lebih dari setidaknya 11 juta orang yang terpaksa tinggal di rumah.
Kasus ketiga dan terbaru di Queensland, wanita berusia 19 tahun, adalah resepsionis di bangsal Covid di Rumah Sakit Prince Charles di Chermside, di utara Brisbane. Ia tidak divaksinasi dan ditemukan bahwa ia terinfeksi selama 10 hari saat berada di komunitas.
Selama 10 hari itu,ia bepergian menggunakan pesawat terbang keluar masuk Brisbane dan mengunjungi Townsville serta Magnetic Island.
Dua anggota keluarga wanita itu menunjukkan tanda-tanda sakit dan sedang menunggu hasil tes, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang seberapa jauh mereka mungkin telah menyebarkan virus.
Baca juga: Australia Berlakukan Kembali Pembatasan di Melbourne untuk Cegah Wabah Baru
"Saya ingin mengatakan, saya benar-benar marah tentang ini," kata Palaszczuk.
"Kita perlu memastikan bahwa penduduk kita divaksinasi, tepat di seluruh negara bagian,” katanya.
Palaszczuk mengkonfirmasi penyelidikan penuh akan dilakukan untuk mencari tahu mengapa wanita itu tidak divaksinasi.
Perdana menteri mengkonfirmasi bahwa staf rumah sakit yang bekerja di dalam bangsal harus divaksinasi, tetapi tidak jelas apakah pedoman tersebut mencakup wanita itu dan perannya. "Untuk beberapa alasan dia tidak divaksinasi, akan ada penyelidikan penuh untuk itu,” katanya. (Tribunnews.com/9News/Hasanah Samhudi)