TRIBUNNEWS.COM - Raja Malaysia ingin Parlemen berkumpul kembali sebelum status darurat berakhir pada 1 Agustus, meskipun pemerintah berkomitmen baru akan melakukannya pada Oktober, The Straits Times melaporkan.
Dalam sebuah pernyataan bersama Rabu (30/6/2021), ketua kedua Dewan di legislatif federal mengatakan Sultan Abdullah Ahmad Shah telah "memutuskan pandangannya" selama audiensi pada hari Selasa, yang juga dihadiri oleh wakil mereka.
"Kami menyatakan komitmen kami dan kesiapan penuh Parlemen untuk bertemu seperti yang diinginkan oleh Yang Mulia," kata Ketua Majelis Rendah Azhar Harun dan Ketua Senat Rais Yatim.
Mereka menambahkan bahwa telah memberitahukan hal itu kepada Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dan menyarankan kepadanya bahwa pertemuan parlemen diadakan sebelum 1 Agustus.
Baca juga: PM Malaysia Muhyiddin Yassin Dirawat Karena Menderita Diare Sejak Selasa Kemarin
Baca juga: Malaysia Luncurkan Paket Stimulus Tambahan Rp 524 Triliun, Insentif Korban PHK hingga Diskon Listrik
Namun, kecil kemungkinan Tan Sri Muhyiddin akan merespon dengan cepat permintaan itu, karena ia dirawat di rumah sakit kemarin setelah menderita diare.
Masalah kapan tepatnya Parlemen harus bertemu untuk pertama kalinya sejak Desember telah menjadi bahan perdebatan sengit dalam dua minggu terakhir.
Pria Bersenjata asal Israel Ditangkap di KL, Malaysia Tingkatkan Pengamanan Raja dan Perdana Menteri
Parlemen Malaysia akan Berkumpul Kembali pada 26 Juli setelah Ada Tekanan dari Raja - Tribunnews.com
Raja dan delapan penguasa negara bagian lainnya mengatakan bahwa legislatif harus berkumpul sesegera mungkin.
Sultan Abdullah dan para penguasa lainnya telah mengadakan pertemuan khusus pada 16 Juni.
Sebelum itu, Raja juga telah menghabiskan seminggu untuk melakukan audiensi dengan para pemimpin partai politik besar, kepala lembaga, dan pakar pandemi di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Malaysia.
Sehari sebelum Raja menyerukan keinginan untuk berkumpulnya kembali parlemen, Muhyiddin meluncurkan Rencana Pemulihan Nasional.
Dalam skema rencana itu, ia menargetkan pertemuan parlemen pada September atau Oktober ketika gelombang Covid-19 mereda dan lockdown dilonggarkan.
Baca juga: PM Malaysia Umumkan 4 Fase Pemulihan Nasional, Dimulai dengan Lockdown
Keputusan Tetap di Tangan Perdana Menteri
Meskipun undang-undang menyatakan bahwa terserah kepada Perdana Menteri untuk memutuskan kapan akan membawa parlemen ke sidang, pendapat kerajaan dianggap membebani Muhyiddin, yang cengkeramannya pada mayoritas parlemen telah diragukan sejak serentetan pembelotan pada Januari.
Segera setelah dua anggota parlemen UMNO menarik dukungan untuk pemerintah Perikatan Nasionalnya, keadaan darurat diberlakukan pada 11 Januari.
Hal itu mencegah Parlemen untuk berkumpul sejak pertemuan terakhirnya pada bulan Desember.
Tekanan menumpuk pada Muhyiddin, di mana pakta oposisi utama Pakatan Harapan telah memulai proses pertemuan majelis tiga negara bagian yang diperintahnya, yaitu Selangor, Penang dan Negeri Sembilan.
Pemerintah negara bagian Pahang yang dipimpin oleh Umno, mitra Muhyiddin dalam administrasi federal, telah mendorong agar pemilihan baru diadakan segera setelah pandemi terkendali.
PM Malaysia Muhyiddin Yassin Dirawat di Rumah Sakit akibat Diare
Diberitakan Tribunnews sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dirawat di rumah sakit setelah menderita diare.
Kantor Perdana Menteri Malaysia Rabu (30/6) mengatakan Tan Sri Muhyiddin mulai mengalami kondisi tersebut pada Selasa (29/6) malam.
"Kantor Perdana Menteri ingin menginformasikan bahwa perdana menteri menderita diare sejak kemarin (Selasa, 29 Juni),” sebut pernyataan kantor PM.
"Oleh karena itu, dia telah dirawat di rumah sakit di sini pagi ini untuk menerima perawatan dan pemantauan," katanya.
Namun Kantor PM Malaysia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Pernyataan dari Kantor PM sebelumnya menyebutkan bahwa Muhyiddin didiagnosis menderita kanker pancreas pada 2018.
Namun dia dinyatakan bebas kanker pada Juni tahun lalu.
Baca juga: Menteri Malaysia Minta Maaf Karena Langgar Pembatasan Covid-19 dengan Makan di Restoran
Baca juga: Jaksa Agung Malaysia: Kabinet yang Tentukan Pertemuan Parlemen, Bukan Raja
Tahun lalu sempat muncul bahwa kanker Muhyiddin telah kambuh kembali.
Namun kantor PM membantah informasi itu.
"Beberapa ahli medis telah mengkonfirmasi bahwa tidak ada bukti kanker saat ini dan tidak ada bukti penyakit yang berulang, dan oleh karena itu Perdana Menteri sehat secara medis untuk menjalankan tugasnya," kata kantornya dalam sebuah pernyataan.
Muhyiddin juga membantah laporan yang mengatakan dia melanggar aturan karantina pada Mei setelah dia melakukan kontak dengan seorang pejabat yang kemudian dikonfirmasi positif virus corona.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Hasanah Samhudi)