TRIBUNNEWS.COM - Polisi mengatakan bahwa pasukan keamanan telah menembak mati empat terduga pembunuh Presiden Haiti, Jovenel Moïse.
Dilansir BBC, dua orang lainnya sudah ditahan dan petugas masih bertempur dengan beberapa tersangka lain di ibu kota, Port-au-Prince.
"Mereka akan dibunuh atau ditangkap," kata kepala polisi, Leon Charles.
Presiden Moïse (53) tewas ditembak dan istrinya mengalami luka pasca diserang sekelompok orang tidak dikenal di kediamannya, Rabu (7/7/2021) pagi waktu Haiti.
Kelompok bersenjata itu masuk ke rumah pribadi presiden di Kota Port-au-Prince pada pukul 01.00 waktu setempat.
Baca juga: Presiden Haiti Jovenel Moïse Tewas setelah Sekelompok Orang Tak Dikenal Serang Kediaman Pribadinya
Baca juga: Fakta Unik Haiti, Negara Merdeka Tertua Kedua Setelah Amerika Serikat
Moïse meninggal di lokasi, sementara ibu negara Martine Moïse selamat dan telah dievakuasi ke Florida untuk mendapatkan perawatan.
"Empat tentara bayaran tewas (dan) dua dicegat di bawah kendali kami," kata Charles dalam pernyataan yang disiarkan televisi Rabu malam.
"Tiga polisi yang disandera telah ditemukan."
"Kami memblokir (para tersangka) dalam perjalanan saat mereka meninggalkan TKP," tambahnya.
"Sejak itu, kami bertarung dengan mereka," jelasnya.
Pasca pembunuhan itu, Perdana Menteri sementara Haiti, Claude Joseph menyatakan keadaan darurat nasional.
Dilansir CNA, Claude Joseph, yang akan diganti minggu ini, menyatakan 'keadaan pengepungan nasional' yang memberikan kekuasaan tambahan kepada eksekutif.
Dia juga mengatakan akan bertanggung jawab atas negara.
Presiden AS, Joe Biden menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Haiti atas kepergian orang nomor satu di negara itu.