News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

WHO: Gelombang 3 Pandemi Covid-19 Dimulai, Tidak Ada Guna Vaksinasi Jika Varian Delta Terus Menyebar

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Covid-19 Varian Delta

TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa pandemi virus corona (Covid-19) telah memasuki 'tahap awal gelombang ketiga', saat varian virus B.1.617.2 (Delta) yang menyebar secara cepat menyebabkan lonjakan kasus secara signifikan di banyak negara.

Fenomena ini yang akhirnya 'menghancurkan harapan' yang dibangun melalui pengembangan vaksin.

Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (15/7/2021), jumlah kasus infeksi secara global telah meningkat selama empat minggu berturut-turut dengan kemunculan varian Delta pada 111 negara, serta lonjakan angka kematian setelah 10 minggu berturut-turut sempat mengalami penurunan.

Seperti yang disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Rabu kemarin.

Berbicara kepada Komite Darurat WHO untuk Covid-19, ia mengatakan cepatnya penyebaran varian Delta di banyak negara didorong oleh meningkatnya interaksi sosial dan tidak konsistennya penerapan langkah-langkah kesehatan masyarakat.

Menurut WHO, sejauh ini virus tersebut telah menyebabkan kematian pada lebih dari 4 juta orang secara global.

Tedros pun melihat varian ini sebagai strain yang dominan di seluruh dunia.

Baca juga: Luhut: Tidak Mudah Hadapi Covid-19 Varian Delta

Negara seperti Rusia, telah melaporkan catatan rekor tertinggi 786 kematian Covid-19 pada hari Rabu kemarin.

Sedangkan infeksi baru di Inggris berada pada level tertinggi selama enam bulan terakhir.

Di Indonesia, kasus ini pun memunculkan pandemi gelombang kedua.

"Ketika tingkat vaksinasi meningkat di Eropa dan Amerika Utara, kami melihat penurunan berkelanjutan dalam angka kasus dan kematian. Sayangnya, tren itu sekarang justru berbalik, dan kita berada di tahap awal gelombang ketiga," tegas Tedros.

Ia pun menyesalkan kurangnya akses bagi negara miskin dalam memperoleh vaksin.

Karena minimnya akses telah membuat sebagian besar populasi dunia rentan terhadap infeksi.

Saat beberapa negara dengan persediaan vaksin yang cukup telah mencabut kebijakan pembatasan jarak sosial dan membuka kembali kegiatan masyarakat, banyak negara yang belum menerima vaksin Covid-19 karena mayoritas tidak memiliki dosis yang cukup.

"Kami terus melihat perbedaan yang mengejutkan dalam distribusi global vaksin dan akses yang tidak setara terhadap vaksin. Ketidaksetaraan ini telah menciptakan pandemi dua jalur. Skala inisiatif distribusi vaksin COVAX masih terlalu kecil, dengan baru lebih dari 100 juta dosis yang dikirimkan," kata Tedros.

Untuk memenuhi target WHO dalam melakukan vaksinasi terhadap setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara pada September mendatang, 40 persen pada akhir 2021 dan 70 persen pada pertengahan 2022, dunia akan membutuhkan 11 miliar dosis.

Terkait hal ini, negara-negara G7 pun telah berjanji untuk menyumbangkan 1 miliar dosis gabungan selama periode tahun depan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini