News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kabar Corona Dunia: Indonesia Pecah Rekor Kematian, Inggris Siap Pesta, India Khawatir Gelombang 3

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota staf medis yang mengenakan APD membawa jenazah pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Amritsar, India pada 24 April 2021. Berikut kabar corona di dunia, Indonesia pecahkan rekor kematian, Inggris cabut lockdown dan warga menyambut dengan berpesta, India khawatir gelombang 3.

TRIBUNNEWS.COM - Virus corona varian Delta telah mendominasi dunia hingga membuat banyak negara ikut merespons dengan melakukan berbagai upaya untuk melindungi warganya.

Tiga negara yang turut terdampak paling tinggi akibat varian Delta adalah Indonesia, Inggris, dan India.

Ketiga negara tersebut selalu menempati urutan tertinggi dalam kasus penambahan harian Covid-19 di dunia.

Pada Minggu (18/7/2021) kemarin, Inggris menjadi negara dengan urutan penyumbang kasus terbanyak dengan 54.674 kasus.

Baca juga: Sebaran Corona 19 Juli 2021: Jabar Tertinggi dengan 7.287 Kasus, Disusul DKI Jakarta 5.000 Kasus

Kemudian, disusul Indonesia dengan penambahan 51.952 kasus dan India dengan 41.283 kasus.

Pada Senin (19/7/2021) hari ini, Indonesia mengalami penurunan tambahan kasus sebanyak 34.257.

Namun Indonesia mencatatkan rekor kematian tertinggi dengan 1.338 kasus.

Sementara, dikutip dari Worldometers pukul 19.30 WIB, India dan Inggris belum melaporkan tambahan kasus hariannya.

Lantas, bagaimana kabar ketiga negara tersebut dalam menghadapi pandemi Covid-19?

Berikut Tribunnews.com rangkum kabar virus Corona di tiga negara yang kerap mengalami tambahan kasus harian tertinggi di dunia:

Inggris Cabut Lockdown, Dirayakan dengan Berpesta

Para warga 'penggila pesta' tampak berbondong-bondong menuju klub malam di seluruh Inggris yang baru dibuka kembali.

Ini merupakan bentuk perayaan mereka untuk menandai apa yang disebut sebagai 'hari kebebasan'.

Pasalnya, sebagian besar aturan pembatasan terkait virus corona (Covid-19) telah dicabut pada tengah malam tadi, tepat pada Senin, 19 Juli 2021 tengah malam.

Baca juga: Kasus Baru Corona 19 Juli Turun Tajam, tapi Angka Kematian Catat Rekor Tertinggi, Ini Analisa Ahli

Dikutip Tribunnews dari laman Russia Today, Senin (19/7/2021), sebuah video yang diambil dari dalam klub ikonik di pusat kota London 'Heaven' menunjukkan bagaimana para pengunjung menghitung mundur detik demi detik hingga aturan baru mulai diberlakukan.

Saat jam menunjukkan waktu tengah malam, balon yang telah disediakan pun mulai 'menghujani' para pengunjung yang tengah bersuka ria, diiringi menggelegarnya suara musik.

HARI KEBEBASAN - Kaum muda Inggris bersantai di danau Hyde Park, London sehari menjelang pencabutan pembatasan sosial terkait pandemi Covid-19 di Inggris Raya. (AFP)

Sementara, beberapa di antaranya terdengar bersorak melihat tanda kehidupan mulai kembali normal, dengan banyak klub membuka pintu mereka untuk kali pertama sejak ditutup pada Maret 2020.

Namun dengan sekitar 50.000 kasus infeksi baru dilaporkan terjadi di Inggris setiap harinya, pihak oposisi pun mengecam keputusan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson yang mencabut aturan pembatasan.

Juru Bicara Kesehatan Partai Buruh, Jonathan Ashworth menilai tindakan Johnson sebagai keputusan 'gegabah'.

"Kami menentang pembukaan kembali tanpa tindakan pencegahan," kata Ashworth.

Sementara itu, Johnson meyakini keputusannya adalah hal yang tepat.

Ia menegaskan bahwa peluncuran program vaksinasi berhasil memutuskan hubungan antara infeksi dan penyakit.

Baca juga: Antrean Panjang Di Klub Malam, Warga Inggris Rayakan Dicabutnya Aturan Pembatasan Covid-19

Indonesia Catatkan Kasus Kematian Tertinggi di Dunia

Jumlah kasus positif virus corona di Indonesia yang tercatat pada Senin (19/7/2021), ada 34.257 penambahan, dari sebelumnya 2.877.476 kasus.

Kini, total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 2.911.733 sejak pertama terkonfirmasi pada 2 Maret 2020 lalu.

Kabar baiknya, ada sejumlah 32.217 pasien yang berhasil sembuh.

Baca juga: Sebaran Kasus Corona di 34 Provinsi Indonesia 19 Juli 2021, Jawa Timur Jumlah Kematian Tertinggi

Jumlah pasien sembuh saat ini berjumlah 2.293.875 jiwa, dari pasien sebelumnya sebanyak 2.261.658 jiwa.

Sementara, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia juga bertambah sebanyak 1.338 pasien.

Sayangnya, jumlah kematian ini menjadi rekor tertinggi sejak pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia.

Penjual ketupat matang menggelar lapak dagangannya di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (19/7/2021). Menjelang Hari Raya Idul Adha 1442 H yang jatuh pada Selasa (20/7), banyak pedagang ketupat matang musiman mulai menggelar lapak dagangannya. Mereka menjual ketupat mulai dari harga Rp 30 ribu per 10 buah ketupat. (Tribunnews/Jeprima)

Sebelumnya, rekor kematian tertinggi terjadi pada 16 Juli 2021 kemarin, dengan tambahan mencapai 1.205 kasus.

Sehingga, total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 74.920 orang, dari sebelumnya 73.582 orang.

Indonesia masih menerapkan PPKM Darurat di Jawa dan Bali dan akan berakhir pada Selasa (20/7/2021) esok hari.

PPKM Darurat yang dimaksudkan untuk mengurangi laju penularan Covid-19 varian Delta ini masih belum diputuskan akan diperpanjang atau tidak.

Sementara, tambahan kasus Covid-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan hingga dijuluki sebagai episentrum baru Covid-19 di Asia, bahkan dunia.

Baca juga: Indonesia Negara Tertinggi ke-2 di Dunia untuk Persentase Kasus Covid-19 Varian Delta, Lampaui India

India Khawatir dengan Gelombang Ketiga

Sementara itu, di India, masyarakat mengkhawatirkan tentang ancaman terjadinya gelombang ketiga Covid-19.

Hal Ini menjadi pertanyaan banyak pihak, imbas dari pelonggaran aturan Covid-19 yang menyebabkan terjadinya kerumunan di tempat wisata dan pusat perbelanjaan belakangan ini.

Padahal, otoritas di India sudah mewanti-wanti untuk 100 hari ke depan menjadi masa yang krusial bagi negeri Bollywood dalam penanganan virus corona disana.

Dikutip dari The Straits Times, Senin (19/7/2021), ahli kesehatan dan epidemiologi percaya akan ada gelombang ketiga pandemi di India.

Mereka memprediksi setelah, melihat longgarnya aturan di India, seperti tidak menggunakan masker dan aturan jaga jarak.

Terutama, jika virus kembali bermutasi ke varian yang lebih mengerikan.

Ribuan orang telah menjadi korban penipuan luas yang rumit yang menjual vaksin virus corona palsu di India, dengan dokter dan pekerja medis di antara mereka yang ditangkap karena keterlibatan mereka, kata pihak berwenang. (CNN)

"Gelombang ketiga diperkirakan terjadi antara Agustus dan Oktober, dengan berbagai varian virus di India."

"Kehadiran varian yang sangat menular ini disebabkan pergerakan masyarakat yang bebas dan kerumunan orang di sejumlah tempat," kata Presiden Yayasan Kesehatan Masyarakat India, Profesor K. Srinath Reddy.

"Dan banyaknya orang tidak divaksinasi akan menciptakan gelombang ketiga. Jika kita amati untuk mencegah kita harus membatasi pergerakan di awal bukan di akhir," tambahnya.

Menurutnya, jika masyarakat lalai, maka India akan mengalami kembali lonjakan yang parah.

Hal ini karena tidak semua orang sudah di inokulasi oleh vaksin, dan masih banyak jumlah orang yang rentan tersisa dalam populasi walaupun tidak sebanyak pada gelombang kedua.

(Tribunnews.com/Maliana/Fitri Wulandari)

Berita lain terkait Berita Virus Corona di Dunia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini