TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah China pada hari Selasa (20/7/2021) merilis keputusan yang mengizinkan pasangan untuk memiliki tiga anak, Xinhua melaporkan.
Pemerintah juga meluncurkan sejumlah langkah-langkah dukungan, seperti keringanan pajak hingga cuti kerja yang fleksibel untuk mendorong kelahiran.
Keputusan tiga anak ini dibuat untuk mempromosikan pembangunan populasi jangka panjang dan seimbang, yang diadopsi oleh Komite Sentral Partai Komunis China dan Dewan Negara.
China telah mengubah kebijakan "satu anak" selama dekade terakhir.
Kebijakan dua anak mulai diperkenalkan sebagian pada tahun 2013 dan diterapkan sepenuhnya pada tahun 2015.
Baca juga: Banjir di China Tewaskan Belasan Orang, Kereta Bawah Tanah Terendam hingga Dua Orang Hilang
Baca juga: AS Pertimbangkan Sanksi Baru Terhadap Penjualan Minyak Iran ke China
Menurut sensus penduduk terbaru, perubahan kebijakan ini telah mengakibatkan kelahiran lebih dari 10 juta anak kedua di negara ini.
Pengamat mengatakan kebijakan baru ini akan membantu meringankan beban - baik fisik dan keuangan - pada orang dewasa muda pada usia subur.
Dewasa muda berkontribusi untuk mempertahankan pertumbuhan populasi jangka panjang dan seimbang.
"Sangat penting untuk menerapkan kebijakan tiga anak dan langkah-langkah pendukung di China untuk lebih beradaptasi dengan perubahan baru dalam struktur populasi dan persyaratan untuk pembangunan berkualitas tinggi," kata keputusan itu.
"Kebijakan tiga anak dan langkah-langkah pendukung akan kondusif untuk memperbaiki struktur demografi China dan menerapkan strategi nasional untuk secara aktif menanggapi penuaan populasi."
Menurut keputusan tersebut, pada tahun 2025, China nantinya akan menetapkan sistem kebijakan yang secara aktif mendukung kelahiran dengan layanan yang lebih baik dan biaya yang lebih rendah dalam melahirkan, perawatan dan pendidikan.
Diharapkan, rasio jenis kelamin bayi baru lahir akan lebih seimbang dan struktur penduduk akan membaik.
Pada tahun 2035, China akan lebih meningkatkan kebijakan dan peraturannya untuk mengamankan perkembangan populasi jangka panjang yang stabil, serta struktur populasinya, tulis keputusan tersebut.
Landasan Hukum
Untuk melegitimasi kebijakan tiga anak, China akan merevisi undang-undang tentang kependudukan dan keluarga berencana.
Pemerintah tidak akan lagi mengenakan denda bagi pasangan yang melanggar undang-undang keluarga berencana untuk memiliki lebih banyak anak daripada yang diizinkan.
"Tujuan utama penerapan kebijakan tiga anak dan langkah-langkah pendukungnya adalah untuk membantu mencapai tingkat kesuburan yang sesuai dan mempromosikan pembangunan populasi jangka panjang dan seimbang," kata Yang Wenzhuang, seorang pejabat di Komisi Kesehatan Nasional.
"Ini merupakan perubahan mendasar dari tujuan kebijakan kelahiran sebelumnya, seperti membatasi pertumbuhan populasi dengan kelahiran yang terlalu cepat."
"Tindakan pembatasan dan denda tidak lagi diperlukan."
Baca juga: Setengah Juta Warga China Tandatangani Surat untuk WHO, Tuntut Penyelidikan Lab AS Terkait Covid-19
Baca juga: Vaksin Sinovac: Apakah keberhasilan vaksin asal China telah memudar di Asia?
Berapa banyak anak yang dimiliki seseorang tidak akan lagi menjadi pertanyaan ketika dia mendaftar untuk akun rumah tangga, mendaftar di sekolah, dan melamar pekerjaan.
China juga akan meningkatkan pelayanan publik yang berkaitan dengan keluarga berencana, terutama untuk pengasuhan anak, perawatan orang tua, dan meningkatkan pengawasan dan prakiraan demografis.
Dewan Negara telah mengajukan RUU ke Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional, badan legislatif tertinggi.
RUU ini mengusulkan termasuk kebijakan tiga anak dalam undang-undang tentang kependudukan dan keluarga berencana, kata Yang.
Legislatif akan meninjau RUU tersebut dan membuat keputusan untuk merevisi undang-undang tersebut.
Dukungan yang Lebih Banyak
Sejak kebijakan dua anak, kecenderungan orang untuk menghasilkan keturunan telah mengalami perubahan yang signifikan, ungkap Yang.
"Tugas utama dalam menerapkan kebijakan tiga anak adalah untuk meningkatkan langkah-langkah dukungan dan meringankan keluarga dari kekhawatiran mereka untuk memiliki anak lagi," kata Yang.
Setelah sistem dua anak, banyak keluarga yang ingin memiliki anak kedua mungkin masih ragu karena berbagai alasan.
Alasan itu termasuk beban ekonomi, kesulitan dalam merawat bayi lagi, dan kesulitan perempuan untuk menyeimbangkan keluarga dan karir, tambah Yang.
Maka, China akan memastikan kesehatan ibu hamil serta ibu melahirkan dan bayinya, memperketat pengawasan teknologi reproduksi yang dibantu manusia dan aplikasi terkait, dan juga mengadopsi langkah-langkah komprehensif untuk mencegah cacat lahir.
Keputusan tersebut mengusulkan langkah-langkah untuk menyediakan layanan keperawatan yang terjangkau dan mengurangi biaya kelahiran serta perawatan dan pendidikan anak, seperti mengizinkan pemotongan pajak untuk biaya anak di bawah tiga tahun.
China juga akan terus menjaga hak dan kepentingan sah keluarga dengan hanya satu anak.
Negara akan terus menerapkan sistem penghargaan dan bantuan saat ini dan kebijakan preferensial untuk keluarga dengan hanya satu anak dan keluarga pedesaan dengan hanya dua anak perempuan yang lahir sebelum kebijakan dua anak.
Akan diatur pula pengaturan sistem cuti bagi anak-anak dari keluarga satu anak untuk merawat orang tua mereka.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar kebijakan jumlah anak di China