Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari menanggapi tenang penetapan Brisbane sebagai tuan rumah Olimpiade 2032.
Menurutnya, segala kemungkinan bisa terjadi karena waktu penyelenggaraan masih cukup panjang.
Okto, sapaan karib Raja Sapta Oktohari menyebut 2032 masih menyisakan waktu 11 tahun lagi.
Segala kemungkinan masih bisa terjadi dan pihaknya siap dengan hal tersebut.
"Ibarat peribahasa genggam bara api, biar menjadi arang. Artinya, lakukan segala sesuatu dengan kesabaran. Penetapan (Brisbane) tidak membuat kami mundur (menjadi tuan rumah Olimpiade)," kata Okto di Tokyo, Kamis (22/7/2021).
Brisbane ditetapkan menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 melalui pemungutan suara oleh IOC Member pada IOC Session di Jepang, Rabu (21/7/2021).
Sebelum dibawa dalam rapat IOC, Ibu Kota Queensland ini ditetapkan menjadi satu-satunya kandidat yang berstatus targeted dialogue.
Sebagai informasi, bidding Olimpiade 2032 menggunakan format baru.
Baca juga: Di Jepang IOC Putuskan Brisbane Sebagai Tempat Olimpiade 2032, Ini yang Ketiga bagi Australia
Negara yang berminat menjadi penyelenggara pesta olahraga terakbar empat tahunan di dunia harus melewati sejumlah tahapan, Interested Party, Continuous Dialogue, Targeted Dialogue yang kemudian menjadi Preferred Host.
Komisi Tuan Rumah Olimpiade Masa Depan (Future Host Commission) menjadikan waktu apply dokumentasi legal menjadi indikator penting dalam penetapan tahapan.
Menurut Okto, Brisbane sudah mulai menyiapkan diri menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 sejak 2015.
Sementara Indonesia dimulai setelah sukses menyelenggarakan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang dan Asian Para Games Jakarta.
Baca juga: Setelah Brisbane, Indonesia Akan Ajukan Diri Tuan Rumah Olimpiade 2036
"Indonesia statusnya Continuous Dialogue, dan hanya satu Targeted Dialogue saja yang dipilih oleh Future Host Commission yaitu Brisbane. Kami tidak akan mundur dan ingin tetap berjuang menjadi tuan rumah Olimpiade dengan menjadi satu-satunya targeted dialogue seperti Brisbane," kata Okto.
Dalam jumpa pers Juli lalu, Presiden IOC Thomas Bach menjelaskan kandidat negara yang saat ini menjalani proses bidding berpotensi mengambil bagian melanjutkan proses untuk menjadi tuan rumah 2036 atau 2040.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.