TRIBUNNEWS.COM, IDLIB – Sebuah ledakan besar mengguncang komplek markas kelompok teroris Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) di Greater Idlib, Senin (26/7/2021).
Kelompok gabungan sejumlah kelompok pemberontak bersenjata Suriah itu secara de facto menguasai Provinsi Idlib, didukung pasukan Turki yang hadir di wilayah Suriah itu.
Ledakan itu mengguncang Desa Ma'arat Shalef, dekat kota Qurqanya, utara Idlib. Sebab persis ledakan masih belum diketahui.
Ledakan itu menurut laman berita Southfront.org, Selasa (27/7/2021) dilaporkan tak menimbulkan korban. Tapi beberapa sumber mengklaim ada warga sipil tewas.
Baca juga: 2 Tentara Turki Tewas dan 2 Lainnya Terluka dalam Serangan di Suriah Utara
Baca juga: Inggris Habiskan Ratusan Juta Pound Bantu Kelompok Pemberontak Suriah
Baca juga: Amerika Serikat Lancarkan Serangan Udara di Suriah dan Irak, Targetkan Milisi yang Didukung Iran
Depot yang meledak itu terletak di tengah-tengah permukiman sipil yang dihuni anggota kelompok tersebut berikut keluarganya.
Pada hari yang sama, menurut laporan yang belum dikonfirmasi, terjadi bentrokan antara pria bersenjata tak dikenal dan anggota HTS.
Bentrokan terjadi di pos pemeriksaan al-Ram dekat kota Maarrat Sarin. Setelah bentrokan, pria bersenjata melarikan diri. Beberapa anggota HTS dilaporkan terluka.
Perkembangan lain di hari yang sama, armada udara Rusia menggempur posisi kelompok militan di Greater Idlib.
Serangan udara jet tempur Su-24 Pasukan Dirgantara Rusia mengincar sasaran di Desa Kansafra dan Al-Bara di Provinsi Idlib, Suriah. Serangan udara menargetkan fasilitas teroris di bawah tanah.
Serangan udara itu sekaligus respon Rusia atas pelanggaran gencatan senjata regular yang dilakukan teroris bersenjata yang berkubu di Idlib.
Pada 23 Juli, pesawat tempur Rusia juga melakukan enam serangan udara terhadap posisi militan di pinggiran kota al-Bara di wilayah barat laut Suriah, Greater Idlib.
Sehari sebelumnya, tiga serangan udara Rusia menargetkan al-Bara. Sebuah "pos pengamatan" militer Turki terletak di dekat kota itu.
Al-Bara terletak di Gunung al-Zawiya, sebuah daerah di bagian selatan Greater Idlib. Kelompok Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) yang berafiliasi al-Qaeda mempertahankan kehadirannya yang kuat di wilayah itu.
Sehari sebelumnya, aksi unjuk rasa terjadi di dekat pos-pos pasukan Turki di Gunung al-Zawiya dan bagian lain dari Greater Idlib.
Para pengunjuk rasa menuntut Turki mengakhiri intervensi politik atau militer.
Gencatan senjata di Greater Idlib, yang ditengahi oleh Rusia dan Turki tahun lalu, hampir tidak bertahan. Namun demikian, itu diyakini takkan runtuh dalam waktu dekat.
Baku tembak antara Angkatan Bersenjata Turki dan faksi-faksi yang didukungnya terhadap kelompok-kelompok Kurdi terus berlanjut dengan kekuatan penuh di Suriah Timur Laut.
Gejolak terbaru dimulai ketika kendaraan lapis baja MRAP Kirpi Turki menjadi sasaran tembakan peluru kendali saat dalam perjalanan ke pangkalan militer di sekitar kota al-Bab di bagian utara Provinsi Aleppo.
Dua hari sebelumnya, ALF (Front Pembebasan Afrin) merilis video tiga serangan baru-baru ini terhadap pasukan yang didukung Turki di pedesaan utara Aleppo Suriah.
Setelah serangan terhadap kendaraan lapis baja, setidaknya tujuh pejuang Kurdi tewas di Suriah utara sebagai bagian dari tindakan pembalasan oleh militer Turki.
Kementerian Pertahanan Turki menerbitkan foto-foto posisi militer ALF dan Unit Perlindungan Rakyat (YPG) yang terkena serangan sebagai tanggapan atas serangan itu.
Drone Bayraktar TB-2 dilaporkan terlihat terbang di atas Aleppo utara selama tembakan keterlibatan TAF.
Sementara itu, artileri Tentara Nasional Suriah (SNA) yang disokong Turki membombardir posisi Pasukan Pertahanan Suriah (SDF) di poros Hazwan di pedesaan timur Aleppo.
Pada saat yang sama, pasukan militer Turki menembaki posisi SDF di Desa Maraanaz di pedesaan utara Aleppo.
Namun, kelompok Kurdi tak tinggal diam. Rentetan roket menargetkan wilayah Afrin Suriah yang diduduki Turki di pedesaan utara Aleppo.
Roket-roket itu dilaporkan diluncurkan dari kantong yang dipegang oleh SDF pimpinan Kurdi di selatan Afrin. Tentara Arab Suriah (SAA) mempertahankan beberapa pos mereka di wilayah rawan itu.
Sementara eskalasi ini terjadi, apa yang disebut "oposisi moderat" yang berafiliasi dengan al-Qaeda di Idlib terus menembaki posisi SAA.(Tribunnews.com/Southfront.org/xna)