TRIBUNNEWS.COM - Kematian akibat virus corona di Afrika meningkat pesat selama sebulan terakhir, melonjak hingga 80 persen dalam empat minggu terakhir, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Petugas Pengenalan Vaksin WHO untuk Wilayah Afrika, Phionah Atuhebwe, mengatakan kepada CNN pada Senin (2/8/2021) bahwa benua itu menyaksikan peningkatan kematian akibat virus corona yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Angka kematian Covid-19 telah meningkat di seluruh Afrika, dengan tingkat mingguan tertinggi (6.343) hingga saat ini dilaporkan selama seminggu mulai 19 Juli 2021," kata Atuhebwe.
"Kematian meningkat 89%, dari 13.242 menjadi 24.987, dalam 28 hari terakhir, jika dibandingkan dengan statistik selama 28 hari sebelumnya," tambahnya.
Baca juga: Mantan Presiden Barack Obama Menjadi Mitra Strategis dan Pemilik Minoritas NBA Afrika
Baca juga: 300 Orang Meninggal Akibat Kerusuhan di Afrika Selatan
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pada konferensi pers, Jumat, bahwa angka kematian pandemi yang memburuk dan tingkat infeksi yang cepat "didorong oleh varian Delta yang sangat menular" yang dianggap lebih mematikan daripada jenis virus corona asli.
Ghebreyesus mengatakan varian Delta - sejauh ini "terdeteksi di setidaknya 132 negara" - juga telah meningkatkan infeksi Covid-19 secara global sebesar 80 persen dalam empat minggu terakhir.
"Hampir 4 juta kasus dilaporkan ke WHO minggu lalu, dan pada tren saat ini, kami memperkirakan jumlah total kasus akan melewati 200 juta dalam dua minggu ke depan," tambah Ghebreyesus.
Atuhebwe mengatakan setidaknya 15 negara Afrika saat ini mencatat tren peningkatan kematian mingguan terkait Covid-19.
"Ke-15 negara itu adalah Aljazair, Botswana, DRC, Eswatini, Lesotho, Malawi, Mauritania, Mozambik, Rwanda, Senegal, Afrika Selatan, Zimbabwe, Libya, Tunisia, dan Maroko," katanya.
Baca juga: 151 Ribu Warga Medan Belum Divaksin Tahap Kedua, Wali Kota Bobby: Stoknya Baru 10.000
Baca juga: Jual Formulir Saat Vaksinasi Covid-19 di Medan, Lima Orang Langsung Ditangkap Polisi
Upaya vaksinasi yang lambat
Hanya sekitar 1,5 persen dari lebih dari satu miliar orang Afrika yang telah divaksinasi penuh terhadap Covid-19.
Sebagian besar benua bergantung pada sumbangan dari skema pembagian vaksin global COVAX, serta sumbangan dari China, India, dan AS.
Tingkat vaksinasi yang lambat di Afrika sebagian besar bergantung pada ketidaksetaraan vaksin global karena negara-negara kaya di Barat menimbun lebih banyak suntikan Covid daripada yang mereka butuhkan.
Ghebreyesus menggambarkan distribusi global vaksin sebagai "tidak adil" sambil mengungkapkan kekhawatiran bahwa Afrika berisiko lebih tinggi dibanjiri oleh pandemi karena kekurangan vaksin.
Berita lain terkait Virus Corona dan Varian Delta
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)