Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Masahisa Sato (60), anggota Dewan Penasihat dan Ketua Departemen Luar Negeri Partai Demokrat Liberal (LDP) mengungkapkan seharusnya informasi masuknya varian Lambda virus corona ke Jepang bisa lebih cepat lagi disampaikan kepada masyarakat.
Varian Lambda yang sangat mematikan dianalisis untuk pertama kalinya masuk ke Jepang lewat bandara Haneda pada 23 Juli
"Hal itu tidak terungkap sampai sebagian dilaporkan pada 6 Agustus. Seharusnya diumumkan lebih awal, tetapi tidak ada informasi yang dibagikan oleh pemerintah. (Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang) sampai dengan 6 Agustus setelah menanggapi pertanyaan dari pers," ungkap Masahisa Sato di BS-TBS, Kamis (12/8/2021) malam.
Varian Lambda didapatkan terinfeksi pada seorang wanita usia 30-an yang dites positif di Bandara Haneda, dan dilaporkan ke organisasi internasional pada 26 Juli.
Baca juga: Varian Lambda Virus Corona Masuk Jepang Akhir Juli Lewat Bandara Haneda
Ketika ditanya apakah tidak mengumumkan penemuan kasus itu karena Olimpiade, Ketua Sato mengatakan, "(Karantina) jadi dasar menjawab mereka orang kementerian kesehatan jika ada pertanyaan sebelumnya."
"Tidak ada kesadaran yang tinggi tentang varian Lambda. Itu ditemukan di karantina bandara. Jika ada ditemukan hal baru itu mestinya kita harus mengumumkannya segera. Pendapat yang sama juga dari pejabat Sekretariat Kabinet," jelas Masahisa Sato.
"Kami sedang melakukan semua analisis genom orang-orang yang menjadi positif di bandara. Itu sebabnya kami menemukan strain Lambda. Varian ini belum ditemukan di kota. Institut Penyakit Menular sekarang telah menetapkannya sebagai mutan terkenal yang snagat berbahaya," lanjutnya.
Profesor Tetsuya Matsumoto (58) dari sekolah pascasarjana Universitas Kesehatan dan Kesejahteraan Internasional mengatakan varian Lambda telah berkembang di wilayah yang luas yang berpusat di Amerika Tengah dan Selatan.
"Namun, jumlah delta telah meningkat begitu banyak khususnya di Tokyo. Saya pikir sudah waktunya untuk beralih perhatian ke lambda. Mungkin karena itu adalah waktu Olimpiade, tetapi ada beberapa niat bahwa itu tidak dirilis lebih awal. Mau bagaimana lagi jika memang kita sudah mencurigainya," kata dia.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.