TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin akhirnya mengundurkan diri Senin (16/8/2021), setelah Raja Malaysia menerima pengunduran dirinya dan kabinet.
Dikutip dari New Straits Times, Muhyiddin mengkonfirmasikan kemunduran dirinya dalam pidato khusus hari ini pukul 15.00 waktu setempat (pukul 14.00 WIB).
Muhyiddin mengatakan ia telah melakukan semua yang dia bisa untuk menyelamatkan pemerintah saat ini dalam upaya untuk mengelola pandemi dan memprioritaskan pemulihan.
Namun, dengan 15 anggota parlemen UMNO membatalkan dukungan mereka untuknya, Muhyiddin mengatakan tidak ada lagi yang bisa dia lakukan selain mengajukan pengunduran dirinya.
Muhyiddin mengatakan bahwa legitimasinya sebagai perdana menteri tidak perlu lagi diuji dalam pemilihan Dewan Rakyat berikutnya.
Baca juga: Menteri: Semua Menteri Kabinet Muhyiddin Ajukan Mundur Ke Raja Malaysia
Baca juga: PM Malaysia Muhyiddin Yassin Dikabarkan akan Mengundurkan Diri Hari Ini, Disebut Kehabisan Pilihan
Pidato Muhyiddin dilakukan setelah Yang di-Pertuan Agong telah menerima pengunduran dirinya bersama kabinet hari ini.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di halaman Facebook Istana Negara, Raja mengatakan Muhyiddin sekarang akan berfungsi sebagai perdana menteri sementara sampai penggantinya ditunjuk.
Juga disebutkan bahwa pemilihan umum ke-15 bukanlah pilihan terbaik saat ini, setelah mempertimbangkan keselamatan dan kesejahteraan rakyat.
Sebelumnya, pengunduran diri PM Malaysia dan kabinetnya sudah diperkuat oleh postingan seorang menteri di Instagramnya.
"Kabinet telah mengajukan pengunduran diri kami kepada Agong. Terima kasih atas kesempatan, sekali lagi, mengabdi pada bangsa. Semoga Tuhan memberkati Malaysia," tulis Menteri Sains, Teknologi, dan Inovasi Khairy Jamaluddin.
Baca juga: PM Muhyiddin Yassin Yakin 80% Populasi Malaysia akan Capai Vaksinasi Penuh pada Akhir Oktober
Baca juga: Pemerintahan Muhyiddin Tetapkan Tanggal untuk Mosi Tidak Percaya, Abaikan Seruan Digelar Lebih Cepat
Pada pukul 13:02, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin terlihat meninggalkan Istana Negara, di sini, setelah menghabiskan waktu sekitar 40 menit di dalam gedung.
Dia beraudiensi dengan Raja Malaysia, Sultan Abdullah Al-Mustafa Billah Shah.
Namun belum ada komentar dari Muhyiddin setelah pertemuannya dengan Yang di Pertuan Agong.
Anggota parlemen Pagoh diharapkan memberikan pidato khusus yang akan disiarkan langsung hari ini sekitar pukul 14.00 waktu setempat.
Sebelumnya diberitakan bahwa Muhyiddin akan mengajukan pengunduran dirinya kepada Sultan Abdullah.
Baca juga: Anwar Ibrahim Mencuat Jadi Kandidat Perdana Menteri Jika PM Muhyiddin Terkonfirmasi Mundur
Baca juga: PM Malaysia Lakukan Negosiasi dengan Oposisi sebelum Mosi Kepercayaan, Janjikan Pemilu Juli 2022
Sebelum bertemu Sultan Abdullah, Muhyiddin memimpin rapat kabinet khusus di kompleks Putra Perdana di Putrajaya.
Menteri di Departemen Perdana Menteri (Fungsi Khusus) Mohd Redzuan Md Yusof, yang juga anggota Dewan Tertinggi Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), mengatakan bahwa Muhyiddin telah menyatakan niatnya untuk mengajukan pengunduran dirinya kepada Raja.
Jika Perdana Menteri mundur, ini menandai puncak dari kericuhan politik di Malaysia 18 bulan terakhir.
Awal bulan ini, sejumlah anggota parlemen Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang dipimpin oleh presiden partai Ahmad Zahid Hamidi, menarik dukungan mereka untuk Muhyiddin.
Perdana menteri awalnya bersikeras bahwa dia masih memimpin mayoritas parlemen, dan berjanji untuk membuktikan legitimasinya melalui mosi percaya yang dijadwalkan akan diajukan di parlemen pada 7 September.
Baca juga: Malaysia Berikan Kelonggaran Pembatasan Covid-19 untuk Warga yang Sudah Divaksinasi Penuh
Jumat lalu, Muhyiddin muncul dalam pidato yang disiarkan televisi untuk mencari dukungan bipartisan untuk bertahan dari mosi percaya diri.
Namun, usulannya ditolak oleh Pakatan Harapan (PH), yang mengatakan bahwa ini pada dasarnya adalah pengakuan terbuka bahwa ia telah kehilangan dukungan dari mayoritas Majelis Rendah.
Muhyiddin adalah presiden dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) yang memimpin pemerintahan Perikatan Nasional.
Dia dilantik sebagai perdana menteri kedelapan negara itu pada 1 Maret 2020 setelah perebutan kekuasaan, yang membuatnya menarik Bersatu keluar dari koalisi PH yang berkuasa saat itu dan menyebabkan keruntuhannya.
Selama 17 bulan masa jabatannya sebagai perdana menteri, Muhyiddin telah dikritik oleh beberapa pihak karena gagal memimpin pemerintah Malaysia secara efektif dalam menangani pandemi Covid-19.
Baca juga: Mantan PM Malaysia Najib Razak Sebut Dukungan Parlemen untuk Muhyiddin Kurang dari 100
Malaysia berada di tengah gelombang Covid-19 yang paling mematikan, dengan jumlah infeksi harian melebihi 20.000 kasus.
Secara total, negara ini telah mencatat lebih dari 1,4 juta kasus Covid-19 dan lebih dari 12.000 kematian. (Tribunnews.com/NST/CNA/Hasanah Samhudi)