TRIBUNNEWS.COM - Haiti dihantam badai tropis hanya dua hari setelah gempa bumi dahsyat melukai dan menewaskan ribuan orang pada Sabtu (14/8/2021).
Dilaporkan Sky News, Tropical Storm Grace menyapu wilayah Karibia, membawa hujan lebat dan angin kencang sekitar 35 mph ke daerah barat daya Haiti, yang paling parah dilanda gempa.
Para pejabat memperingatkan bahwa curah hujan bisa mencapai 38cm di beberapa daerah sebelum badai berlanjut.
Kondisi itu dapat menghambat upaya penyelamatan dan membanjiri rumah sakit yang sudah penuh.
Badai itu tiba pada hari yang sama ketika Badan Perlindungan Sipil negara itu menaikkan jumlah korban tewas akibat gempa menjadi 1.419 dan jumlah luka-luka menjadi 6.000.
Baca juga: Kesaksian Warga saat Gempa M 7,2 Guncang Haiti: Aku Mendengar Tangisan di Mana-mana
Baca juga: Gempa M 7,2 Guncang Haiti, 304 Orang Tewas hingga Pejabat Umumkan Kondisi Darurat Sebulan
Badai Grace meningkatkan ancaman tanah longsor dan banjir bandang saat badai perlahan menuju Jamaika dan tenggara Kuba pada hari Selasa.
Para pejabat mengatakan gempa berkekuatan 7,2 skala Richter itu menyebabkan lebih dari 7.000 rumah hancur dan hampir 5.000 rusak.
Akibatnya, sekitar 30.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
Rumah sakit, sekolah, kantor dan gereja juga hancur atau rusak parah.
Pusat gempa berada sekitar 78 mil sebelah barat ibu kota Port-au-Prince, di mana gempa tahun 2010 menewaskan lebih dari 200.000 warga Haiti, kata Survei Geologi AS.
Gempa susulan terus mengguncang daerah itu hingga Minggu.
"Kita perlu bersiap-siap. Ini akan membawa banyak banjir ... dan itu akan menghambat upaya penyelamatan," Jean William Pape memperingatkan, seorang dokter Haiti yang terlibat dalam tanggap gempa.
"Kami berada dalam situasi luar biasa," tambah Perdana Menteri Ariel Henry pada Senin sore saat badai mendekat.
Sebuah rumah sakit di kota Les Cayes yang rusak parah akibat gempa dipenuhi para korban.