News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Taliban Berkuasa, Joe Biden Salahkan Presiden dan Militer Afghanistan yang Enggan Berjuang

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(FILES) File foto ini diambil pada tanggal 4 November 2001 menunjukkan penduduk desa Kalaqata di Afghanistan timur laut di provinsi Takhar yang melarikan diri dari daerah garis depan saat pesawat tempur AS mengebom posisi Taliban di dekatnya. - Presiden AS George W. Bush pada 7 Oktober 2001 meluncurkan perang melawan teror sebagai tanggapan atas serangan 11 September, dengan serangan udara ke Afghanistan setelah pemerintah Taliban melindungi Osama bin Laden dan gerakan Al-Qaeda-nya, yang mendalangi 9/11. Setelah dua dekade di Afghanistan, perang terpanjang AS telah berakhir dengan runtuhnya pemerintahan di Kabul pada 15 Agustus 2021 dengan Taliban kembali mengambil kendali pemerintahan di Afghanistan.. (JOEL ROBINE/AFP)

Taliban berhasil merebut 26 dari 34 ibu kota provinsi sebelum menuju Kabul, hanya dalam beberapa pekan.

Orang-orang Afghanistan naik ke atas sebuah pesawat saat mereka menunggu di bandara Kabul di Kabul. Afghanistan. Senin (16/8/2021), setelah berakhirnya perang 20 tahun Afghanistan dengan cepat, ketika ribuan orang mengerumuni bandara kota itu mencoba melarikan diri dari kelompok garis keras yang ditakuti. (Wakil Kohsar / AFP) (AFP/WAKIL KOHSAR)

Sementara itu, AS dan negara-negara lain berusaha mengevakuasi staf Kedubes dan warga lokal yang membantu mereka menggunakan jalur udara.

Video viral menunjukkan warga setempat berlarian menuju landasan pacu bandara dan bergelantungan di pesawat agar bisa keluar dari Afghanistan.

Dalam pidatonya, Biden menegaskan penarikan pasukan AS dari Afghanistan merupakan salah satu janjinya dalam kampanye.

Dia juga mengaku menentang rekomendasi Pentagon untuk menambah pasukan AS pada 2009 lalu, ketika menjabat sebagai Wakil Presiden.

"Ini bukan untuk kepentingan keamanan nasional kami. Misi kami Afghanistan tidak pernah seharusnya tentang pembangunan bangsa. Seharusnya tidak pernah menciptakan demokrasi terpusat dan terpadu."

"Satu-satunya kepentingan nasional vital kami di Afghanistan tetap hari ini seperti dulu, mencegah serangan teroris di tanah air Amerika," jelas presiden.

Baca juga: Taliban Klaim Berhasil Akhiri Perang 20 Tahun di Afghanistan, Trump: Itu Memalukan Buat Joe Biden

Baca juga: Sumber Intelijen Sebut China Ikut Bantu Kemenangan Taliban di Afghanistan

Gelontorkan Dana Darurat

Pada Senin (16/8/2021), Biden mengumumkan dana darurat senilai USD500 juta untuk kebutuhan pengungsi Afghanistan.

Amerika Serikat saat ini bersiap untuk memulai evakuasi ribuan warga Afghanistan yang mengajukan visa imigrasi khusus (SIV).

Diketahui, AS dan sekutunya menginvasi Afghanistan setelah serangan 11 September 2001 di New York dan Washington.

Taliban yang saat itu berkuasa, berhasil digulingkan militer dari negara Barat.

Taliban diserang lantaran menyembunyikan gerilyawan Al Qaeda yang bertanggung jawab atas serangan 9/11.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini