News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perdana Menteri Malaysia Mundur

Perdana Menteri Baru Malaysia akan Segera Diumumkan, Sosok Terpilih Harus Hadapi Mosi Kepercayaan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto dari Departemen Informasi Malaysia yang diambil dan dirilis pada 18 Mei 2020 ini menunjukkan Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah mengenakan masker saat ia berdoa selama upacara pembukaan untuk masa jabatan ketiga sesi parlemen ke-14 di Kuala Lumpur.

TRIBUNNEWS.COM - Raja Malaysia akan mengumumkan perdana menteri baru sesegera mungkin, tetapi sosok yang ditunjuk harus segera menghadapi mosi kepercayaan di parlemen untuk membuktikan mayoritasnya, kata istana dalam sebuah pernyataan pada Rabu (18/8/2021), dilansir Today Online.

Muhyiddin Yassin mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada hari Senin (16/8/2021) setelah mengakui bahwa dia telah kehilangan mayoritas di parlemen.

Namun Muhyiddin tetap menjadi perdana menteri sementara sampai penggantinya dipilih.

Tidak ada partai politik yang memiliki mayoritas di parlemen, sehingga calon yang menang harus membentuk koalisi.

Baca juga: Dua Nama Bersaing Ketat Untuk Menjadi PM Baru Malaysia

Baca juga: Di Tengah Krisis Politik, Malaysia Laporkan Rekor Covid-19 Harian Tertinggi dengan 22.242 Kasus

Raja Al-Sultan Abdullah, akan menunjuk seorang perdana menteri yang menurutnya dapat memimpin mayoritas.

Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah (Bernama)

Ia telah memberi waktu kepada anggota parlemen hingga pukul 16.00 waktu setempat untuk mengajukan nama salah satu calon yang mereka inginkan sebagai perdana menteri.

Dalam sebuah pernyataan, istana mengatakan perdana menteri yang ditunjuk oleh raja harus mengajukan mosi percaya di parlemen sesegera mungkin untuk membuktikan "secara sah bahwa ia memiliki mayoritas".

Raja juga meminta berbagai partai politik untuk bekerja sama.

"Yang Mulia telah menyatakan bahwa gejolak politik yang tak berkesudahan tanpa henti telah mengganggu jalannya pemerintahan di saat kita masih menghadapi ancaman pandemi Covid-19," menurut pernyataan istana.

Sementara itu, Malaysia berada dalam kondisi politik yang berubah-ubah sejak tuduhan korupsi menyebabkan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (Umno) kalah dalam pemilu 2018, yang telah memerintah selama lebih dari 60 tahun sejak kemerdekaan.

Dr Mahathir Mohamad memimpin oposisi menuju kemenangan pemilihan untuk pertama kalinya, tetapi aliansi itu runtuh karena pertikaian tahun lalu.

Muhyiddin kemudian membentuk koalisi dengan partai politik yang kalah dalam pemilihan, termasuk UMNO, tetapi aliansi itu juga rapuh.

Ismail Sabri Yaakob, wakil perdana menteri dan seorang politikus UMNO, muncul sebagai kandidat utama untuk menjadi perdana menteri berikutnya.

Ia dilaporkan telah mendapatkan mayoritas dari partai politik yang berada dalam koalisi Muhyiddin, mengutip pejabat UMNO.

Baca juga: UMNO Ajukan Ismail Sabri Sebagai Calon PM Malaysia

Baca juga: Kisah di Balik Mundurnya Muhyiddin Yassin dari Kursi PM Malaysia: Ringgit Runtuh, Pasar Saham Jatuh

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini