Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Kesehatan Jepang Norihisa Tamura meminta semua rumah sakit (RS) bekerjasama dan memprioritaskan pasien corona.
Apabila ada RS yang tidak mau terima pasien corona, nama RS akan diumumkan.
"Jika Anda tidak menanggapi permintaan menerima pasien corona tanpa alasan, nama rumah sakit dan lainnya akan diumumkan kepada masyarakat melalui situs kementerian kesehatan," papar Menteri Tamura sore ini (23/8/2021).
Langkah baru di Tokyo dilakukan kerjasama antara Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Tamura dan Gubernur Tokyo Yuriko Koike.
Keduanya mengumumkan akan meminta institusi medis untuk memprioritaskan pasien corona.
Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Tamura, "Ini adalah permintaan bantuan tenaga medis, dokter, dan perawat kepada institusi medis lain yang tidak didukung oleh Corona."
Pada sore hari tanggal 23 Agustus ini Menteri Tamura dan Gubernur Koike mengumumkan akan meminta institusi medis di Tokyo yang sebelumnya tidak menerima pasien corona untuk memprioritaskan pasien corona berdasarkan revisi Undang-Undang Pengendalian Penyakit Menular.
Apabila tak mau terima pasien corona maka nama RS tersebut akan diumumkan pihak pemerintah kepada masyarakat.
Sementara itu Beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif dengan melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang nantinya. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.