TRIBUNNEWS.COM - Berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Kabar dari belahan dunia didominasi oleh Afghanistan yang dikuasai Taliban.
Hashmat Ghani, adik laki-laki dari Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani tengah menjadi sorotan.
Sosoknya tengah dibanjiri kritik setelah terang-terangan mendukung Taliban menguasai Afghanistan.
Di saat banyak warga yang berkumpul di bandara Kabul demi bisa meninggalkan negara, paket makanan sosis babi dilemparkan oleh tentara Amerika Serikat.
Sementara itu, mantan wapres Indonesia Jusuf Kalla ikut menanggapi krisis yang terjadi di Afghanistan.
Ia percaya Taliban sekarang bisa berubah.
Di Myanmar, junta menangkap jurnalis yang dianggap sebarkan informasi palsu dan menghasut warga untuk berdemo.
Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Adik Presiden Ashraf Ghani Dukung Taliban, Minta Masyarakat Afghanistan Terima Pemerintah Taliban
Hashmat Ghani, adik laki-laki dari Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani tengah menjadi sorotan.
Sosoknya tengah dibanjiri kritik setelah terang-terangan mendukung Taliban menguasai Afghanistan.
Dikutip dari Al Jazeera, Hashmat Ghani menyebut masyarakat Afghanistan perlu menerima kehadiran Taliban untuk menghindari ketidakstabilan.
Hashmat mengatakan, ia mengakui tatanan baru di Kabul adalah kebutuhan bagi rakyat Afghanistan.
Baca juga: Keyakinan JK Taliban Akan Berubah Diragukan Mantan Pimpinan JI, Singgung Dosa Masa Lalu Taliban
Terlebih, penarikan militer negara asing dari Afghanistan hanya tersisa beberapa hari lagi.
Pengusaha dan pemimpin dari populasi nomaden Kochi Afghanistan ini telah bertemu dengan para pemimpin Taliban selama beberapa hari terakhir.
Dia mengaku setuju untuk mengakui transisi kekuasaan sebagai sinyal untuk tokoh politik dan budaya yang berpengaruh, serta pengusaha.
Menurutnya, jika pebisnis bergabung dengan puluhan ribu orang yang mencoba melarikan diri dari Afghanistan, maka akan menghancurkan ekonomi negara dan masa depan secara keseluruhan.
Meskipun saudara lelakinya melarikan diri pada 15 Agustus, Hashmat Ghani mengaku tidak pernah berniat meninggalkan Afghanistan.
"Jika saya melarikan diri ke sana, apa yang akan terjadi dengan orang-orang saya, suku saya."
2. Tentara AS Lemparkan Paket Makanan Sosis Babi kepada Ribuan Orang yang Terjebak di Bandara Kabul
Tentara Amerika Serikat yang ditempatkan di Bandara Internasional Kabul Hamid Karzai membagikan paket makanan yang mengandung babi.
Makanan diberikan kepada warga Afghanistan yang terlunta-lunta di bandara tersebut.
Gambar makanan mengandung babi itu beredar viral di media sosial.
Ini seorang wanita Afghanistan yang ikut terjebak di bandara itu membagikan gambar tersebut di Instagram.
Dari gambar yang diunggaj pada 21 Agustus 2021 itu, terlihat paket sosis babi yang didistribusikan oleh tentara AS di bandara di Kabul, Afghanistan.
Baca juga: Kejar Standar Tracing WHO, Babinsa Akan Wawancara Masyarakat yang Terindikasi Kontak Erat Covid-19
"Memberi makan kami daging babi, yang secara agama tidak diperbolehkan dan 95% orang di sini tidak tahu cara membaca atau berbicara bahasa Inggris," tulisnya,
Sambil memposting foto paket berisi "patty sosis babi, rasa maple." tersebut.
"Paket itu mereka lempar begitu saja dari kejauhan kepada ribuan orang yang terjebak di bandara,"tambahnya.
Islam secara tegas melarang konsumsi daging babi.
3. Keyakinan JK Taliban Akan Berubah Diragukan Mantan Pimpinan JI, Singgung Dosa Masa Lalu Taliban
Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK) ikut menanggapi terkait masa depan Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban.
Menurut Jusuf Kalla, Taliban sudah mengalami perubahan lebih moderat.
Keyakinan Jusuf Kalla didasari pertemuan empat kali dengan pimpinan Taliban saat menjalani perundingan damai di Jakarta dan Qatar saat menjadi Wapres dulu.
Jusuf Kalla pun meyakini, Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban akan mengalami transformasi, apabila kedisiplinan tetap dipertahankan di seluruh negara itu.
Ia menilai Taliban sudah sangat ingin berubah, berbeda dengan pemerintahan lama dua dasawarsa lain.
"Saat ini ketika terjadi perubahan politik sejauh ini tidak terjadi perang saudara," ucap JK dalam diskusi publik Masa Depan Afghanistan dan Peran Diplomasi Perdamaian Indonesia yang diselenggarakan Center for Reform, Sabtu (21/8/2021), dikutip dari Tribunnews.
Taliban yang sekarang, lanjut Jusuf Kalla, sudah berubah tidak seperti dua dasawarsa lalu yang kaku dan cenderung keras.
Adanya larangan terhadap wanita untuk bekerja misalnya, mungkin akan berubah.
Oleh sebab itu, ketika terjadi pengambilalihan kekuasaan, berlangsung relatif damai.
Sebelum terjadi perubahan politik, di Afghanistan terdapat tiga pihak yakni Amerika Serikat, pemerintah Afghanistan dan kelompok Taliban.
4. Militer Myanmar Tangkap 2 Jurnalis yang Dianggap Sebarkan Informasi Palsu dan Hasut Warga untuk Demo
Pemerintah militer atau junta Myanmar menangkap dua wartawan lokal, lapor televisi milik militer pada Sabtu (21/8/2021).
Penangkapan tersebut merupakan upaya terbaru junta dalam menindaklanjuti pemberitaan di media yang tidak sesuai dengan aturan yang mereka berlakukan.
Dikutip dari CNA, wartawan yang ditangkap yaitu Sithu Aung Myint dari situs berita Frontier Myanmar sekaligus komentator di radio Voice of America.
Kemudian, Htet Htet Khine, seorang pekerja lepas yang bekerja untuk BBC Media Action.
Kedua wartawan tersebut ditangkap pada Minggu (15/8/2021), Myawaddy TV melaporkan.
Baca juga: AAPP Sebut Korban Tewas akibat Kudeta Myanmar Capai 1.000, Pihak Junta: Dilebih-lebihkan
Adapun Sithu Aung Myint didakwa karena dianggap telah melakukan penghasutan dan menyebarkan informasi palsu melalui unggahan di media sosial.
Menurut Myawaddy, unggahan Sithu Aung Myint mengandung kritik keras terhadap junta.
Unggahan Sithu Aung Myint juga tampak mendesak orang-orang untuk bergabung dalam gerakan demonstrasi dan mendukung gerakan oposisi junta.
Sementara Htet Htet Khine ditangkap atas tuduhan menyembunyikan Sithu Aung Myint, seorang buronan tersangka kriminal.
Selain itu Htet Htet Khine dituduh bekerja dan mendukung pemerintah bayangan Persatuan Nasional.
(Tribunnews.com)