News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Taliban Berjanji akan Memaafkan Ashraf Ghani jika Kembali ke Afghanistan, Klaim Telah Menang Besar

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ashraf Ghani. Taliban berjanji akan memaafkan Ashraf Ghani jika sang presiden kembali ke Afghanistan.

TRIBUNNEWS.COM - Taliban telah memperpanjang amnesti untuk Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Wakil Presiden Amrullah Saleh, yang memungkinkan keduanya untuk kembali jika ingin.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Geo News, Minggu (22/8/2021), pemimpin senior Taliban, Khalil Rahman Haqqani, mengatakan "tidak ada permusuhan" antara kelompok itu dan Ghani, Saleh, serta mantan penasihat keamanan nasional, Hamdullah Mohib.

"Kami memaafkan Ashraf Ghani, Amrullah Saleh, dan Hamdullah Mohib," ujar Haqqani.

Ia menambahkan, permusuhan Taliban dan ketiganya hanya atas dasar agama.

"Kami memaafkan semua orang dari pihak kami; mulai jenderal (yang berperang melawan Taliban) hingga orang biasa," imbuhnya.

Kemunculan Ashraf Ghani untuk pertama kalinya lewat video di Facebook, Rabu (18/8/2021), setelah ia pergi meninggalkan Afghanistan. Ghani pergi dari Afghanistan di tengah kepanikan rakyatnya usai Taliban menguasai ibu kota Kabul. (Facebook Ashraf Ghani via The Straits Time)

Baca juga: Sosok Hashmat Ghani, Adik Ashraf Ghani yang Minta Warga Afghanistan Terima Taliban

Baca juga: Sosok Mariam Ghani, Putri Ashraf Ghani yang Kini Nikmati Hidupnya sebagai Seniman di Brooklyn

Diketahui, Ghani melarikan diri dari negaranya pada Minggu (15/8/2021).

Dikutip dari The Straits Time, Ghani yang saat ini berada di UEA mengatakan sedang "dalam pembicaraan" untuk kembali ke Afghanistan.

Hal ini ia sampaikan dalam video pesan yang diunggahnya di laman Facebook pada Rabu (18/8/2021).

"Untuk saat ini, saya berada di UEA agar pertumpahan darah dan kekacauan dihentikan," ujarnya.

Haqqani mendesak orang-orang yang melarikan diri dari negara itu agar mengurungkan niatnya.

Ia juga menyebut "musuh" telah menyebarkan propaganda bahwa Taliban akan membalas dendam pada mereka.

"Tajik, Baloch, Hazara, dan Pashtun, semuanya adalah saudara kita," tegasnya.

"Semua warga Afghanistan adalah saudara kita dan karenanya, mereka dapat kembali," tambahnya.

"Satu-satunya alasan permusuhan kami didorong oleh ambisi untuk mengubah sistem. Sistem sekarang telah berubah," lanjutnya lagi.

Haqqani menuturkan, bukan Taliban yang berperang melawan Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Rusia: Taliban adalah Penguasa Sah, Tidak Ada Alternatif Selain Mereka di Afghanistan

Baca juga: Profil Letkol Pnb Ludwig Bayu, Sosok di Balik Evakuasi WNI dari Afghanistan oleh TNI AU

Taliban, kata Haqqani, telah memutuskan untuk mengangkat senjata melawan AS setelah negeri Paman Sam menyerang tanah air mereka dan berperang melawan budaya, agama, serta negaranya.

"Amerika menggunakan senjata melawan kami, di tanah air kami," ucapnya.

Ia melanjutkan, Tuhan telah memberi senjata AS pada Taliban sebagai rampasan perang.

Lebih lanjut, ia mengklaim Taliban telah mencapai kemenangan besar atas musuh-musuh mereka, yaitu tentara Afghanistan yang terdiri dari 350 ribu prajurit dan didukung oleh AS, NATO, serta negara-negara lain.

Taliban Sebut Pemerintah Inklusif akan Dibentuk

Akhirnya Pemimpin Militer Taliban yang Paling Dicari Amerika Muncul, Nyawanya Dihargai Rp 72 Miliar. Pemimpin militer Taliban Khalil Rahman Haqqani menjadi imam Sholat Jumat dikelilingi pengawalnya (AFP)

Haqqani mengatakan, Taliban ingin semua negara Muslim berdamai satu sama lain.

Ia menyarankan negara-negara di seluruh dunia untuk memberikan hak kepada warganya.

Masih mengutip Geo News, Haqqani juga menyebut pemerintah inklusif akan dibentuk di Afghanistan.

"Orang-orang terpelajar yang berkemampuan tinggi akan membentuk pemerintahan di Afghanistan," ia bersumpah.

"Orang-orang yang menyatukan massa akan dimasukkan dalam pemerintahan baru."

Baca juga: SOSOK Mullah Abdul Ghani Baradar, Pemimpin Taliban yang Pulang Kampung setelah 20 Tahun Pengasingan

Baca juga: SOSOK Zabihullah Mujahid Jubir Taliban yang Akhirnya Muncul, Selama Ini Hanya Bersuara via Telepon

Menjanjikan pemerintahan yang akan mewakili semua kelompok di Afghanistan, Haqqani mengatakan orang-orang dari semua aliran berjanji setia pada Taliban.

Hal senada soal pemerintahan inklusif juga telah diungkapkan adik Ashraf Ghani, Hashmat Ghani, sebelumnya.

Kepada AlJazeera, ia mengatakan telah menerima pengambilalihan kekuasaan negara oleh Taliban.

Adik Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Hashmat Ghani. (Facebook Hashmat Ghani)

Namun, ia menyerukan pembentukan pemerintahan inklusif.

Ghani menuturkan, mengakui tatanan baru di Kabul adalah kebutuhan "bagi rakyat Afghanistan".

Terutama, penarikan pasukan asing yang terakhir akan segera dilakukan.

Ia menekankan perlunya pemerintah inklusif yang akan mencakup para ahli di bidangnya, perempuan, dan kaum muda.

Hal itu, ujarnya, akan menjadi cara untuk meredakan ketegangan.

Selama beberapa hari terakhir, Ghani telah bertemu para pemimpin Taliban.

Ia mengatakan dirinya setuju mengakui transisi kekuasaan sebagai sinyal untuk tokoh politik dan budaya yang berpengaruh, serta pengusaha.

Baca juga: Ashraf Ghani Akhirnya Muncul, Bantah Kabur dari Afghanistan, Klaim Diusir tanpa Sempat Ganti Sepatu

Baca juga: Kata Pemimpin Taliban soal Kepanikan Warga Afghanistan di Bandara, Heran dan Sebut Tak Berdasar

Ghani juga menyebut, jika para pengusaha mencoba melarikan diri dari Afghanistan, akan "menghancurkan" ekonomi negara dan masa depan secara keseluruhan.

Baca artikel terkait konflk di Afghanistan

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini