News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Kondisi Terkini Kabul, Afghanistan, setelah Bom Bunuh Diri, Saksi: Saluran Air Berubah Warna

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Taliban menunggu di pikap di luar rumah sakit saat sukarelawan membawa korban luka-luka dari ledakan bom di bandara Kabul, Kamis (26/8/2021).

TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya empat ledakan bom bunuh diri terjadi di dekat bandara Kabul, Afghanistan, di tengah evakuasi kontingen militer Barat, Kamis (26/8/2021).

Menurut laporan, sebanyak 103 orang tewas dalam insiden ini, yang terdiri dari 90 warga sipil dan 13 tentara Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari Sputnik News, pejabat Taliban mengklaim setidaknya 72 warga sipil tewas dalam dua ledakan di luar bandara Kabul, termasuk 28 anggota kelompok itu.

Bom bunuh diri tersebut terjadi beberapa jam setelah pejabat Barat memperingatkan soal adanya serangan besar, di mana mereka mendesak orang-orang untuk meninggalkan bandara.

Namun, peringatan itu diabaikan sebagian besar warga Afghanistan yang putus asa dan ingin melarikan diri dari negara itu, sebelum AS secara resmi mengakhiri keberadaannya pada 31 Agustus mendatang.

Staf medis membawa seorang pria yang terluka ke rumah sakit dengan ambulans setelah dua ledakan kuat, yang menewaskan sedikitnya enam orang, terjadi di luar bandara di Kabul pada 26 Agustus 2021. (Wakil KOHSAR / AFP)

Baca juga: Jenderal Afghanistan Sebut Trump, Biden, dan Ashraf Ghani Pengkhianat, Ini Sosoknya

Baca juga: Sosok Mohammad Idris, Ditunjuk Taliban Jadi Gubernur Bank Sentral Afghanistan, Tak Punya Pengalaman

Kelompok teroris yang berbasis di Khorasan, Afghanistan Timur, ISIS-K, mengklaim pihaknya yang bertanggung jawab atas insiden mengerikan tersebut.

Mengutip AP News, ISIS-K, afiliasi Kelompok Negara Islam (IS) di Afghanistan, jauh lebih radikal dibanding Taliban.

Taliban diyakini tidak terlibat dalam serangan itu dan mengutuk aksi bom bunuh diri yang terjadi.

IS, dalam pernyataannya, mengaku satu di antara pelaku bom bunuh diri menargetkan "penerjemah dan kolaborator dengan tentara Amerika".

Dalam video yang diambil setelah serangan, menunjukkan mayat-mayat ada di saluran air di dekat pagar bandara.

Beberapa di antara jasad itu diambil dan diletakkan di tumpukan, sementara warga sipil lainnya meratapi mencari orang yang mereka cintai.

Seorang saksi mata mengatakan, ia melihat tubuh dan bagian lainnya terbang di udara saat ledakan terjadi.

Ia mengibaratkan suasana ledakan seperti puting beliung.

"Saya melihat tubuh dan bagian tubuh terbang di udara seperti angin puting beliung meniup kantong plastik, kata seorang saksi, dilansir Reuters.

"Saluran pembuangan air telah berubah menjadi darah," imbuhnya.

Baca juga: 3 Sosok Dinilai Jadi Penyebab Runtuhnya Afghanistan: Donald Trump, Joe Biden, dan Ashraf Ghani

Baca juga: Sosok Zarifa Ghafari, Sempat Pasrah Dibunuh Taliban, Kini Wali Kota Wanita Afghanistan Ini di Jerman

Saksi lainnya, Zubair yang merupakan seorang insinyur, menuturkan ia berada di dekat pelaku yang meledakkan diri.

"Pria, wanita, dan anak-anak berteriak. Saya melihat banyak orang terluka dimasukkan ke dalam kendaraan pribadi dan dibawa ke rumah sakit," tuturnya.

Presiden AS Joe Biden Bersumpah akan Buru Pelaku

Presiden AS Joe Biden berhenti sejenak saat mendengarkan pertanyaan dari seorang reporter tentang situasi di Afghanistan di Ruang Timur Gedung Putih pada 26 Agustus 2021 di Washington, DC. Sedikitnya 12 tentara Amerika tewas pada Kamis akibat serangan bom bunuh diri di dekat Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan. (Drew Angerer/Getty Images/AFP)

Para pejabat AS bersumpah akan membalas pelaku bom bunuh diri di dekat bandara Kabul, Afghanistan.

Masih dilansir Reuters, Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Frank McKenzie, mengatakan para komandan AS waspada terhadap lebih banyak serangan ISIS, termasuk kemungkinan roket atau bom mobil yang menargetkan bandara.

"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk bersiap," ujarnya.

Sementara itu, pasukan AS juga berlomba dengan waktu untuk menyelesaikan penarikan mereka dari Afghanistan yang akan berakhir pada 31 Agustus mendatang.

Presiden AS, Joe Biden mengatakan ia telah memerintahkan Pentagon untuk merencanakan bagaimana menyerang ISIS-K.

"Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan."

"Kami akan memburu Anda dan membuat Anda bertanggung jawab," katanya dalam komentar yang disiarkan televisi dari Gedung Putih.

Baca juga: Sosok Hashmat Ghani, Adik Ashraf Ghani yang Minta Warga Afghanistan Terima Taliban

Baca juga: AS Tak Lagi Anggap Ashraf Ghani Tokoh Afghanistan, Abaikan Janji Ghani Kembali ke Negaranya

Siapa ISIS-K dan Apa Hubungannya dengan Taliban?

ISIS-K (Washington Examiner)

ISIS-K adalah afiliasi dari kelompok teroris Negara Islam (IS) yang pernah menguasai wilayah besar di Suriah utara dan Irak.

ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) juga dikenal dengan nama ISIL (Islamic State of Iraq and the Levant) atau NIIS (Negara Islam Irak dan Syam) dalam bahasa Indonesia.

ISIS-K didirikan pada 2015, sebagian besar berbasis di Afghanistan Timur, bagian dari daerah yang dikenal sebagai provinsi Khorasan.

Huruf "K" dalam nama mereka diambil dari provinsi tempat mereka berasal.

Kembali pada 2017, Amerika Serikat menjatuhkan "ibu dari semua bom" di daerah itu sebagai peringatan dan menekan terjadinya ancaman.

Namun, pejuangnya diperkirakan tumbuh hingga 2.200 - meskipun angka ini bisa meningkat mengingat kekosongan keamanan yang ditinggalkan oleh pasukan AS dan NATO yang meninggalkan Afghanistan.

ISIS-K memusuhi Taliban yang dianggap tidak cukup radikal.

Kedua kelompok itu sebelumnya juga pernah memperebutkan kendali atas wilayah di Afghanistan.

Editor Keamanan Global ITV News, Rohit Kachroo, melaporkan bahwa Taliban adalah musuh bebuyutan ISIS-K.

Baca juga: Sosok Mariam Ghani, Putri Ashraf Ghani yang Kini Nikmati Hidupnya sebagai Seniman di Brooklyn

Baca juga: Ashraf Ghani Akhirnya Muncul, Bantah Kabur dari Afghanistan, Klaim Diusir tanpa Sempat Ganti Sepatu

Setelah mengambil alih Afghanistan pekan lalu, Taliban dilaporkan mengeksekusi seorang komandan senior ISIS-K yang telah dipenjara di Kabul.

Konflik antara kedua kelompok berarti bahwa ISIS-K cenderung tidak terikat oleh perjanjian Taliban dengan pasukan Barat untuk memungkinkan evakuasi berlanjut dari bandara Kabul.

Untuk alasan yang sama, ISIS-K dan al Qaeda juga tidak mungkin menjalin kerjasama langsung meskipun keyakinan mereka serupa, yang mencerminkan konflik yang lebih luas antara al Qaeda dan IS secara global.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Siapa ISIS-K? Militan yang Ledakkan Bom Bunuh Diri di Bandara Kabul, Apa Hubungannya dengan Taliban?

Baca artikel terkait konflk di Afghanistan

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini