Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China telah meluncurkan pandangannya sendiri mengenai bagaimana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) harus menangani tahap kedua penyelidikan tentang asal-usul virus corona (Covid-19).
Menurut CDC China, penyelidik WHO harus memfokuskan upaya mereka untuk mempelajari produk rantai dingin dan logistik yang diimpor China, sebelum deteksi kasus Covid-19 pertama di Wuhan, khususnya antara periode September hingga Desember 2019.
Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (31/8/2021), Ahli Epidemiologi CDC China mengatakan, sampel Covid-19 dapat ditemukan pada beberapa produk rantai dingin yang dikirim ke kota-kota China lainnya, yakni Beijing dan Dalian.
Hal itu terjadi tepat sebelum dua kota tersebut mengalami wabah penyakit terbatas pada musim panas 2020.
Baca juga: China Dituding Menahan Informasi Penting soal Asal-usul Virus Covid-19
Insiden ini terjadi setelah China berhasil secara cepat mengakhiri wabah asli di Wuhan pada April 2020.
Karena itu, ahli epidemiologi China menilai bahwa Covid-19 kemungkinan telah diimpor Wuhan, baik dari wilayah lainnya di China maupun dari pemasok asing produk rantai dingin.
Baca juga: Studi di China: Penyintas Covid-19 Alami Gejala Setahun Setelah Terjangkit, Kelelahan dan Lemah Otot
Anggota CDC negara tersebut telah mengusulkan agar WHO mengeksplorasi hipotesis ini dan melacak rantai pasokan untuk jenis produk ini.
Baca juga: Balas Amerika Serikat, China Desak WHO Selidiki Laboratorium AS Sebagai Asal-Usul Covid-19
Para ilmuwan menekankan dalam publikasi mereka bahwa ada banyak bukti bahwa Covid-19 bisa saja muncul di belahan bumi lainnya di dunia, khususnya Amerika Serikat (AS), Italia, Spanyol dan Prancis pada saat menjelang deteksi kasus pertama di China dan pada awal Maret 2019.
"Kami melakukan penyelidikan epidemiologi, pengujian asam nukleat, deteksi antibodi, retrospeksi makanan rantai dingin dan analisis komparatif sekuensing gen virus pasien Covid-19, paket makanan serta mengkonfirmasi bahwa virus itu diimpor dari negara atau wilayah lain melalui rantai dingin," kata seorang pejabat CDC China, Ma Huilai.
Para peneliti dari CDC China lebih lanjut mencatat bahwa lebih dari setengah toko di pasar makanan laut Huanan, yang diduga sumber infeksi asli, telah mengimpor 29 jenis produk rantai dingin dari 20 negara dan wilayah lainnya di China.
Publikasi oleh Ahli Epidemiologi China ini muncul saat WHO berencana melakukan penyelidikan tahap kedua tentang asal-usul virus yang telah merenggut nyawa lebih dari 4.493.000 orang di seluruh dunia dan menyebabkan gangguan ekonomi secara global.
Perlu diketahui, penyelidikan sebelumnya tidak menghasilkan jawaban tentang kapan dan bagaimana virus itu bisa melompat dari hewan ke manusia.
Sementara itu, WHO mengumumkan pada Juli lalu bahwa penyelidikan lanjutan akan dilakukan.
Pengumuman penyelidikan fase kedua ini juga bertepatan dengan dinas intelijen AS yang membuka penyelidikan atas tuduhan bahwa virus itu mungkin saja bocor dari laboratorium China.
China pun secara keras menolak untuk melakukan penyelidikan tahap kedua di wilayahnya, dengan alasan bahwa penyelidikan baru itu telah dipolitisasi dan tidak didasarkan pada ilmu pengetahuan (sains).
Menariknya, penyelidikan AS terhadap dugaan bahwa virus itu berasal dari laboratorium Wuhan ini telah menghasilkan laporan di mana sebagian besar badan intelijen AS mengatakan bahwa virus itu kemungkinan besar muncul secara alami.
Meskipun beberapa agen telah menolak untuk sepenuhnya mengesampingkan teori bahwa virus ini buatan manusia.
Sejauh ini China telah berjuang untuk tidak dicap sebagai negara yang diduga bertanggung jawab atas pandemi virus corona sejak awal kemunculannya.
Kasus Covid-19 pertama yang terdaftar secara resmi berada di kota Wuhan di China, namun negara itu telah berulang kali menyampaikan bahwa patogen itu bisa saja diimpor ke China.