Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kalangan oposisi Jepang mengajukan permintaan ke kementerian pendidikan Jepang agar pemerintah memperkiat pengendalian infeksi corona kepada anak-anak dan pelajar serta memberikan subsidi 50.000 yen per anak.
"Dalam beberapa kasus, strain mutan dapat membuat anak-anak lebih serius, jadi penting untuk mengambil tindakan terlebih dahulu dan mengutamakan lebih ketat lagi pengendalian infeksi kepada anak," ungkap Seiji Osaka, anggota Dewan Perwakilan Partai Demokrat Konstitusional, seusai bertemu menteri pendidikan Koichi Hagiuda siang ini (2/9/2021).
Di tengah kekhawatiran penyebaran infeksi di sekolah memasuki semester baru, Partai Demokrat Konstitusional dari oposisi Jepang, telah meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk memperkuat langkah-langkah pengendalian infeksi, seperti mempromosikan vaksinasi preferensial bagi pelajar, fakultas dan staf.
Pada tanggal 2 September tiga anggota Diet, termasuk Wakil Wakil dari Partai Oposisi seperti Demokrat Konstitusi, bertemu dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Iptek Koichi Hagita di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Iptek dan menyerahkan permintaan untuk memperkuat tindakan pengendalian infeksi di sekolah.
Permintaan tersebut mendesak pemerintah daerah untuk memprioritaskan vaksinasi untuk fakultas dan staf, dan mendistribusikan masker non-anyaman, yang dikatakan sangat efektif dalam mencegah partikel uap udara mulut beterbangan, kepada anak-anak di rumah tangga yang berpenghasilan rendah secara gratis.
Selain langkah-langkah pengendalian infeksi, banyak rumah tangga orang tua tunggal dengan pendapatan rendah memiliki anggaran rumah tangga yang sulit dalam persiapan untuk semester baru, sehingga tunjangan khusus 50.000 yen per anak harus segera diberikan bulan ini, ungkap kalangan oposisi Jepang.
Sebagai tanggapan, Menteri Hagiuda menjawab, "Saya akan melakukan semua yang dapat saya pikirkan untuk mencegah infeksi tanpa berhenti belajar demi masa depan para pelajar."