TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Hasil Studi di Inggris menunjukkan orang yang terinfeksi virus Corona setelah mereka mendapatkan vaksin 50 persen tidak mengalami long Covid-19 dibandingkan dengan pasien yang belum divaksinasi.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Infectious Diseases pada Rabu (1/9/2021) itu juga memberikan lebih banyak bukti bahwa dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech, Moderna dan AstraZeneca melindungi dari penyakit simtomatik dan parah.
"Menurut saya, ini studi pertama yang menunjukkan bahwa long Covid-19 berkurang dengan dua dosis vaksin, dan pengurangan kemungkinan itu sangat," kata Dr Claire Steves, seorang ahli geriatri di King's College London dan penulis utama studi tersebut, seperti dilansir dari The Straits Times.
Meskipun banyak pasien Covid-19 pulih dalam beberapa minggu, namun beberapa mengalami gejala jangka Panjang (long Covid).
Efek samping Covid-19 yang tersisa dapat berupa kelelahan, sesak napas, kabut otak, jantung berdebar, dan gejala lainnya.
Baca juga: Efek Jangka Panjang COVID: Pasien Berjuang untuk Dipercaya
Baca juga: Studi di Israel: 98 Persen Pengidap Alergi Tidak Terpengaruh oleh Vaksinasi Covid-19
Namun kondisi ini masih belum terungkap jelas. "Kami belum memiliki pengobatan untuk long Covid-19," kata Dr Steves.
“Vaksinasi adalah strategi pencegahan yang dapat dilakukan semua orang,” katanya.
Temuan ini menambah panjang daftar penelitian tentang infeksi terhadap mereka yang sudah divaksin.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit telah mengkonfirmasi bahwa varian Delta yang sangat menular menyebabkan lebih banyak kasus ketimbang varian lain, meskipun infeksi pada orang yang divaksinasi penuh masih cenderung ringan.
Temuan baru ini didasarkan pada data lebih dari 1,2 juta orang dewasa dalam Studi Gejala Covid-19.
Baca juga: Studi di China: Penyintas Covid-19 Alami Gejala Setahun Setelah Terjangkit, Kelelahan dan Lemah Otot
Baca juga: Studi Terbaru Tunjukan Efektivitas Vaksin Covid-19 Cegah Perawatan dan Kematian
Para sukarelawan menggunakan aplikasi mobile untuk memasukkan gejala-gejala, hasil tes, dan catatan vaksinasi.
Para peserta termasuk mereka yang telah mendapat satu dosis vaksin Pfizer, Moderna atau AstraZeneca antara 8 Desember 2020 dan 4 Juli 2021, serta kelompok kontrol orang yang tidak divaksinasi.
Peneliti menemukan bahwa dari hampir satu juta orang yang divaksinasi lengkap, 0,2 persen melaporkan adanya infeksi.
Mereka yang mendapatkan infeksi kira-kira dua kali lebih mungkin tanpa gejala dibandingkan mereka yang terinfeksi dan tidak divaksinasi.