News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Pangeran William Campur Tangan, Bantu Kawannya yang Tentara Afghanistan Keluar dari Kabul

Editor: hasanah samhudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Duke of Cambridge Pangeran William saat melakukan kunjungan ke Kenya

TRIBUNNEWS.COM – Penarikan pasukan AS dan sekutunya dari Afghanistan menjadi perhatian Pangeran William.

Ia campur tangan untuk memastikan kawannya yang menjadi tentara Afghanistan bisa melarikan diri dan selamat tiba di Inggris.

Dilansir dari Dailymail, Duke of Cambridge yang berusia 39 tahun ini baru mengetahui bahwa seorang tentara Afghanistan, yang dikenalnya semasa di Akademi Militer Sandhurst di Berkshire, terjebak di Kabul bersama keluarganya, saat Taliban mengambilalih kekuasaan.

William menghubungi Rob Dixon, perwira Angkatan Laut Kerajaan, yang bisa menghubungi personel yang bertugas di kawasan Afghanistan dan tentara Afghanistan itu sehingga bisa diterbangkan ke Inggris dari Bandara Kabul.

Campur tangan William terjadi pada hari-hari akhir Amerika Serikat dan sekutunya berada di  Afghanistan.

Baca juga: Inggris Tetap Lanjutkan Evakuasi Sampai Saat Terakhir, Meski Serangan Kabul Mematikan

Baca juga: Tentara Terakhir yang Tinggalkan Afghanistan Dijuluki Flatliner, Sudah Ditugaskan 17 Kali dalam Misi

Surat kabar The Daily Telegraph  menyebutkan bahwa perwira Afghanistan itu bekerja erat dengan pasukan Inggris.

Perannya ini dikhawatirkan akan membuat ia dan keluarganya, termasuk wanita dan anak-anak, terancam setelah Taliban berkuasa.

Mantan perwira Angkatan Udara Inggris, Andrew Fox, membela campur tangan Pangeran William ini.

'Ini sepenuhnya sejalan dengan apa yang kami pelajari di militer dalam hal nilai, kesetiaan, rasa hormat terhadap orang lain, semua hal bagus itu. Kami dilatih untuk membantu di mana kami bisa,” ujarnya, kepada Daily Telegraph.

'Situasinya sangat kacau dan sangat, sejujurnya, salah urus, sehingga orang akan melakukan apa pun yang mereka bisa untuk keluar,” katanya.

Baca juga: Amerika Serikat Mencari Jalur Darat Untuk Melanjutkan Evakuasi dari Afghanistan

Baca juga: Pangeran William Dikabarkan Takut akan Rencana Pangeran Harry dan Meghan yang Ingin Jadi Influencer

Awal pekan ini, Inggris dan Amerika secara resmi mengakhiri kehadiran militer mereka di Afghanistan dengan pasukan terakhir AS terbang keluar dari bandara Kabul.

Pasukan Inggris (RAF) telah melakukan penerbangan evakuasi terakhirnya pada hari Minggu (29/8/2021).

Dan pasukan AS menutup keberadaan sekutu di Afghanistan, sewaktu lima pesawat AS meninggalkan Kabul sehari kemudian.

Pemerintah Inggris membantu menerbangkan sekitar 15.000 orang ke tempat yang aman.

Namun banyak laporan bahwa sejumlah penerjemah yang membantu tentara selama 20 tahun terakhir dan warga yang memiliki paspor Inggris masih tertinggal  di pos pemeriksaan Taliban.

Baca juga: Terima Kenyataan, AS Harus Minta Izin Taliban untuk Evakuasi Warga Amerika

Baca juga: Sehari Setelah Ledakan Bom, Warga Masih Nekat Menuggu di Luar Bandara Kabul Minta Dievakuasi

Sejauh ini belum diketahui berapa banyak warga yang sudah dijanjikan suara yang ternyata masih tertinggal.

Sejumlah laporan menyebutkan bahwa banyak warga yang akan melarikan diri akhirnya menuju ke kawasan timur yang berbatasan dengan Pakistan dan wilayah barat yang berbatasan dengan Iran.

AS dan Inggris mengaku tengah merencanakan evakuasi lanjutan dari negara-negara tetangga ini. (Tribunnews.com/Dailymail/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini